Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 13 Poin, Mayoritas Mata Uang di Asia Tertekan

Kurs jual ditetapkan di Rp14.216 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.074 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (8/4/2019) di level Rp14.145 per dolar AS, menguat 13 poin atau 0,09% dari posisi Rp14.158 pada Jumat (5/4). (4/4/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.216 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.074 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 21 poin atau 0,15% ke level Rp14.154 per dolar AS pada pukul 11.04 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah dibuka di zona merah dengan pelemahan 18 poin atau 0,13% ke level Rp14.151 per dolar AS, setelah pada akhir perdagangan Jumat (5/4) ditutup terapresiasi 50 poin atau 0,35% ke level Rp14.133 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari in, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.148-Rp14.155 per dolar AS.

Rupiah melemah di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia juga terdepresiasi, dipimpin oleh won Korea Selatan yang melemah 0,63% dan disusul rupee India dengan pelemahan 0,38%.

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau terkoreksi 0,14 poin atau 0,14% ke level 97,255 pada pukul 11.06 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah hanya 0,003 poin ke level 97,392. Adapun pada akhir perdagangan pekan lalu, indeks dolar AS ditutup menguat 0,09% atau 0,087 poin ke level 97,395.

Dilansir Reuters, dolar AS melemah pada hari Senin karena imbal hasil obligasi menurun setelah laporan tenaga kerja AS menunjukkan pertumbuhan upah kehilangan momentum.

Rilis data pada hari Jumat (5/4) menunjukkan non-farm payrolls meningkat 196.000 pada bulan Maret, melampaui ekspektasi dan memberikan aset berisiko peningkatan yang sangat dibutuhkan.

Namun, komponen lain dari laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan ekonomi tidak bergerak cukup baik.

Kenaikan upah melambat pada bulan Maret, dengan pendapatan rata-rata per jam naik 0,1% setelah melonjak 0,4% pada Februari.

Perlambatan pertumbuhan upah yang menekan dolar AS mendukung keputusan Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

"The Fed tidak dapat memangkas suku karena laporan tenaga kerja Jumat, yang tidak memberikan dolar insentif yang menentukan," kata Yukio Ishizuki, analis valas senior di Daiwa Securities, seperti dikutip Reuters.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

8 April

14.148

5 April

14.158

4 April

14.182

2 April

14.237

1 April

14.231

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper