Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rebound Data Tenaga Kerja Dorong Laju Dolar AS

Dolar AS mengalami penguatan pada perdagangan akhir pekan seiring dengan rebound data tenaga kerja Paman Sam yang dirilis Jumat (5/4/2019).
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA—Dolar AS mengalami penguatan pada perdagangan akhir pekan seiring dengan rebound data tenaga kerja Paman Sam yang dirilis Jumat (5/4/2019).

Pada penutupan perdagangan akhir pekan, indeks dolar AS naik 0,087 poin atau 0,09 persen menjadi 97,395. Harga menguat 1,27 persen sepanjang tahun berjalan.

Indeks dolar AS merupakan perbandingan greenback terhadap 6 mata uang utama dunia. Besar bobot masing-masing mata uang ditentukan oleh The Fed berdasarkan pengaruhnya terhadap perdagangan Amerika Serikat. Kebijakan ini belaku sejak 1973.

Bobot yang paling besar terhadap DXY adalah mata uang Euro sebesar 57,6 persen, disusul yen 13,6 persen, poundsterling 11,9 persen, dolar Kanada 9,1 persen, krona Swedia 4,2 persen, dan franc Swiss 3,6 persen.

Data tenaga kerja AS yang dirilis setiap awal bulan mencakup tiga aspek yakni Non Farm Payroll (NFP), peningkatan upah per jam atau average hourly earnings, dan tingkat pengangguran.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan, data lapangan kerja mencatat kenaikan yang solid di bulan Maret, dengan angka NFP meningkat sebesar 196.000 dan tingkat pengangguran stabil di level 3,8 persen, berdasarkan laporan biro statisik tenaga kerja pada hari Jumat.

“Angka tersebut lebih baik dari estimasi Dow Jones untuk pertumbuhan 175.000 dan datang setelah pertumbuhan yang mengecewakan di Februari yang membuat ekonom bertanya-tanya apakah ekspansi ekonomi yang sudah cukup lama mendekati akhirnya. Untuk tingkat pengangguran sesuai dengan ekspektasi,” paparnya dalam riset, dikutip Sabtu (6/4/2019).

Untuk tingkat pertumbuhan upah turun dari laju kuatnya akhir-akhir ini, hanya naik 0,14 persen untuk tingkat bulanan dan 3,2 persen pada tingkat tahunan, berada di bawah ekspektasi untuk pertumbuhan 3,4 persen.

Angka non-farm payroll AS pada bulan ini datang setelah penurunan tajam di Februari yang hanya bertambah 20.000, yang akhirnya direvisi naik menjadi 33.000 dalam laporan bulan Maret.

Kenaikan besar di Januari yang sebesar 311.000 juga terdorong naik menjadi 312.000, menjadi kenaikan rata-rata dalam tiga bulan terakhir menjadi 180.000. Ini masih cukup solid di bawah kenaikan rata-rata bulanan sebesar 233.000 di sepanjang tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper