Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Listrik Mati Pukul Produksi Minyak Mentah Venezuela

Pemadaman listrik yang membenamkan Venezuela ke dalam kegelapan hampir sepanjang Maret 2019 turut menyebabkan tergerusnya produksi minyak mentah negara tersebut.
Kilang minyak di Puerto Cabello, Venezuela/Reuters-Edwin Montilva
Kilang minyak di Puerto Cabello, Venezuela/Reuters-Edwin Montilva

Bisnis.com, JAKARTA – Pemadaman listrik yang membenamkan Venezuela ke dalam kegelapan hampir sepanjang Maret 2019 turut menyebabkan tergerusnya produksi minyak mentah negara tersebut.

Pemadaman listrik di seluruh negeri mulai 7 Maret lampau melumpuhkan sebagian besar sumur minyak dan rig di Venezuela, meskipun saat ini perlahan-lahan telah kembali beroperasi. Venezuela adalah negara pemilik cadangan minyak bumi terbesar di dunia.

Menurut sumber terkait, selama periode pemadaman listrik tersebut, produksi minyak rata-rata mencapai kurang dari 600.000 barel per hari (bph).

Sementara itu, berdasarkan survei Bloomberg terhadap sejumlah pejabat, analis, dan data pelacakan data, produksi harian selama sepanjang bulan Maret mencapai 890.000 barel.

Berkurangnya produksi minyak mentah karena pemadaman listrik menjadi pukulan telak lain bagi industri minyak Venezuela yang sudah terhuyung-huyung selama bertahun-tahun akibat salah kelola dan sanksi dari Amerika Serikat (AS).

Produksi minyak mentah negara itu, bagian dari sumber pendapatan rezim pemerintahan Presiden Nicolas Maduro, bahkan telah tersungkur sebelum karyawan perusahaan migas PDVSA mengadakan unjuk rasa besar-besaran pada Desember 2002.

Menurut Wills Rangel, seorang mantan anggota dewan direksi PDVSA dan Presiden United Workers Federation of Oil, Gas and Related Derivatives of Venezuela, di ladang minyak Orinoco, minyak berat seperti tar mulai menyumbat pipa dan tangki setelah sistem pemanas kehilangan daya.

“Membersihkan atau menyingkirkan pipa-pipa itu bisa memakan waktu berbulan-bulan. Kerugian yang disebabkan oleh pemadaman listrik di ladang minyak Orinoco Belt sangat besar,” ujar Rangel.

“Akibat pukulan terhadap produksi di Orinoco, akan terdapat penurunan besar dalam angka [produksi] pada Maret, yang akan dilaporkan oleh Venezuela kepada OPEC,” lanjutnya.

Selama periode pemadaman listrik, tingkat produksi turun ke level yang sama dengan level produksi pada Januari 2003 yang dilaporkan oleh Venezuela kepada OPEC. Produksi minyak mentah Venezuela saat itu turun pascaaksi unjuk rasa PDVSA terhadap presiden saat itu, Hugo Chavez.

“Daerah Orinoco Belt belum pulih sepenuhnya dari dampak pemadaman listrik dan saat ini memproduksi sekitar 300.000 barel per hari,” tambah Rangel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper