Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Perundingan Perdagangan AS China Kerek Nilai Rupiah

Rupiah menutup pekan ini dengan menguat cukup tajam didorong oleh optimisme pasar bahwa perundingan perdagangan antara AS dan China akhirnya akan menghasilkan sebuah kesepakatan.
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah menutup pekan ini dengan menguat cukup tajam didorong oleh optimisme pasar bahwa perundingan perdagangan antara AS dan China akhirnya akan menghasilkan sebuah kesepakatan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2019), rupiah kembali berhasil ditutup menguat, naik 50 poin atau terapresiasi 0,35% menjadi Rp14.133 per dolar AS.

Rupiah masih tercatat menguat paling tajam di antara mata uang lainnya di Asia.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa terdapat harapan sengketa perdagangan yang telah terjadi berlarut-larut antara Amerika Serikat dan China akan segera diselesaikan.

“Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis (4/42019), bahwa kedua negara semakin dekat dengan kesepakatan perdagangan yang dapat diumumkan dalam waktu 4 minggu,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (5/4/2019).

Adapun, perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut telah menjadi gangguan utama bagi pasar keuangan selama setahun terakhit, khususnya aset berisiko yang terpukul di tengah kekhawatiran terkait dengan perluasan bisnis dan dampak pertumbuhan dari konflik.

Selain itu, perkembangan harga minyak yang terus melemah membantu penguatan laju rupiah. Saat harga minyak turun, ada harapan tekanan di transaksi berjalan atau current account akan ikut berkurang. Transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi rupiah, karena menggambarkan aliran devisa dari ekspor impor barang dan jasa.

Ibrahim memproyeksi rupiah masih akan bergerak menguat di level Rp14.090 hingga Rp14.187 per dolar AS.

Sementara itu, mengutip riset harian Asia Trade Point Futures, terkendalinya laju inflasi hingga Maret membuat Rupiah semakin menarik untuk dikoleksi.

Inflasi Maret 2019, tercatat berada di posisi 2,48% year-on-year (YoY) atau menjadi laju paling lambat sejak November 2009.

Derasnya arus modal asing yang masuk kepasar obligasi pemerintah menambah sentimen positif terhadap Rupiah sepanjang perdagangan hari ini. 

“Juga tampak pada perdagangan hari ini, Rupiah tidak terkena imbas negatif dari solidnya pasar tenaga kerja AS,” tulis Asia Trade Point Futures seperti dikutip dalam risetnya, Jumat (5/4/2019).

Tercatat klaim pengangguran mingguan AS turun sebanyak 10.000 menjadi 202.000 atau lebih rendah dari perkiraan pasar. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper