Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat paling tajam di antara mata uang lainnya di kawasan Asia setelah melanjutkan reli penguatan di hari ke 5 pada perdagangan hari ini, Jumat (4/5/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 50 poin atau 0,35 persen ke level Rp14.133 per dolar AS,
Rupiah mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka terapresiasi tipis 3 poin atau 0,02 persen di level Rp14.180 per dolar AS pagi ini. Pada perdagangan Kamis (4/4), rupiah berakhir menguat 40 poin atau 0,28 persen di level Rp14.183 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.130-Rp14.180 per dolar AS.
Rupiah menguat paling tajam di antara penguatan mayoritas mata uang lainnya di kawasan Asia. Menyusul rupiah, peso Filipina menguat 0,15 persen dan yuan China terapresiasi 0,14 persen.
Dilansir Bloomberg, rupiah menguat setelah Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan dia cukup senang dengan langkah-langkah yang diambil bank sentral tahun lalu untuk menstabilkan mata uang.
"Kebijakan moneter kami selalu melihat ke depan dan berada di depan kurva," kata Warjiyo dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.
Perry menambahkan bahwa BI untuk saat mempertahankan suku bunga mengingat masih adanya ketidakpastian global, dan akan beralih ke kebijakan makroprudensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
Sementara itu, Mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah mengatakan sekarang saatnya bagi bank sentral untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga secara bertahap setelah kenaikan 175bps tahun lalu membantu menstabilkan mata uang.
Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,03 persen atau 0,027 poin ke level 97,281 pada pukul 17.21 WIB.
Pada perdagangan Kamis (4/4/2019), indeks dolar mampu rebound dan berakhir menguat 0,22 persen atau 0,217 poin di level 97,308 setelah berakhir di zona merah pada sesi perdagangan sebelumnya.
Dilansir Reuters, para pelaku pasar tengah menantikan data nonfarm payroll AS yang akan dirilis pada pukul 12.30 GMT (pukul 19.30 WIB). Data ini diharapkan dapat membantu para pedagang mempertimbangkan kondisi perekonomian AS.
Menurut para analis MUFG, pasar tengah berupaya menentukan arah pergerakan menjelang rilis laporan tersebut. Pertumbuhan angka pekerjaan diperkirakan akan rebound pada Maret.
Sementara itu, analis ING mengatakan jika data menunjukkan angka pekerjaan sebanyak 160.000 hingga 170.000 pada Maret, dolar AS akan naik.
“Rilis NFP (non-farm payrolls) semacam itu mungkin bagus untuk aset berisiko secara umum, yang menegaskan bahwa permintaan domestik AS tetap kuat dan menghilangkan kekhawatiran mengenai resesi,” terangnya dalam riset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel