Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Konstruksi Siap Melaju Pascapemilu

Setelah pada tahun lalu cenderung melambat, pertumbuhan kinerja emiten konstruksi pada tahun ini diyakini akan berakselerasi pascapemilihan umum seiring dengan menggeliatnya proyek infrastruktur.
Kinerja emiten konstruksi
Kinerja emiten konstruksi

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah pada tahun lalu cenderung melambat, pertumbuhan kinerja emiten konstruksi pada tahun ini diyakini akan berakselerasi pascapemilihan umum seiring dengan menggeliatnya proyek infrastruktur.

Kinerja emiten konstruksi diangkat menjadi topik headline koran cetak Bisnis Indonesia edisi Selasa (2/4/2019).

Berdasarkan data historis dalam 10 tahun terakhir, kinerja empat BUMN konstruksi cenderung melandai selama periode pemilihan umum, dan kembali meningkat tajam setelahnya. (Lihat grafis)

Pada tahun lalu, kinerja empat perusahaan pelat merah tersebut masih tumbuh dari sisi pendapatan maupun laba, walaupun melambat dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan itu salah satunya dipicu oleh tertundanya sejumlah proyek baru.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. misalnya, membukukan pertumbuhan laba bersih satu digit pada 2018 setelah naik dua hingga tiga digit pada periode 2015—2017.

Kondisi hampir serupa juga dialami oleh PT PP (Persero) Tbk. yang membukukan pertumbuhan laba bersih satu digit sepanjang tahun lalu, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan selama 3 tahun sebelumnya.

Agus Purbianto, Direktur Ke­uang­an dan Pengelolaan Kapital Manusia PT PP, mengatakan bahwa pertumbuhan kinerja perseroan akan kembali mencapai dua digit pada 2019.

Dia memproyeksikan sektor infrastruktur masih akan menjadi penopang pertumbuhan kinerja keuangan ke depan. PT PP, lanjutnya, masih akan mengikuti tender proyek infrastruktur seperti jalan tol.

“Untuk kontrak kami optimalkan dari investasi dan sinergi BUMN. Selanjutnya, pendapatan kami optimalkan terhadap produksi proyek yang ada di tangan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/4/2019).

Terkait dengan kinerja pada tahun lalu, perlambatan pertumbuhan disebabkan kontribusi engineering, procurement and construction (EPC) yang tidak optimal karena tertundanya proyek baru.

Selain itu, imbuhnya, rendahnya pertumbuhan kinerja pada tahun lalu juga disebabkan oleh masalah proses akuisisi lahan untuk proyek tol dan bendungan. Hal ini, ujar Agus, membuat margin dari segmen itu belum optimal.

Optimisme di tengah perlam­batan pertumbuhan kinerja juga disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Puspita Anggraeni. Pi­haknya mematok penjualan dan laba masing-masing naik 35,2% dan 45,2% pada tahun ini.

Dia mengatakan, peningkatan laba perseroan pada 2019 diperoleh dari konstruksi kereta cepat Jakarta—Bandung. Progres proyek ini ditargetkan mencapai 60% pada tahun ini.

Dari sektor swasta, laba bersih 2018 yang dibukukan oleh PT Acset Indonusa Tbk., PT Total Bangun Persada Tbk., PT Nusa Raya Cipta Tbk., dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. turut terkoreksi.

Maria Cesilia Hapsari, Corporate Secretary & Investor Relations Acset Indonusa, menjelaskan bahwa penurunan laba bersih perseroan pada 2018 disebabkan oleh beberapa perubahan yang terjadi di proyek yang tengah berjalan.

Kondisi itu berdampak terhadap pengakuan kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan terkait penyelesaian proyek berjalan.

“Ke depan, selain akan fokus pada pekerjaan infrastruktur, kami akan mengembangkan kemampuan di bisnis lainnya misalnya, marine works,” jelasnya.

Pada 2018, emiten bekode saham ACST itu juga berinvestasi berupa pembelian alat cement deep mixing barge yang digunakan untuk proyek soil improvement di Pelabuhan Patimban. Investasi itu diharapkan dapat digunakan untuk proyek-proyek lainnya.

“Pelabuhan Patimban sendiri saat ini baru mulai tahap 1 sehingga masih terbuka banyak kesempatan Acset untuk mengikuti tender yang lainnya,” jelasnya.

Pada tahun ini, entitas anak PT United Tractors Tbk. itu membidik kontrak baru senilai Rp15 triliun atau melonjak tajam dari realisasi pada tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun.

ARUS KAS

Andreas Kristo Saragih, analis Kresna Sekuritas, juga meyakini kinerja sejumlah emiten konstruksi, khu­susnya BUMN, masih akan tum­buh karena ditopang oleh perbaik­an dari sisi arus kas (cash flow).

“Perbaikan di sisi cash flow sesuai dengan estimasi bahwa pembayaran kontrak jalan tol dan proyek yang menggunakan skema contractor pre financing (CPF) telah terlaksana sebagian,” ujarnya.

Dari sisi leverage, imbuhnya, emiten-emiten BUMN masih memperlihatkan performa sesuai estimasi.

Sebagai gambaran, interest bearing debt to equity masih di atas 1 kali untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan Waskita.

Terkait dengan pola pertumbuhan laba bersih pasca pemilihan umum (Pemilu), dia pun optimistis pola itu akan berulang. Artinya, emiten konstruksi mampu memacu kinerja keuangan lebih baik pada 2019 dan 2020.

Andreas menambahkan, untuk menghasilkan pertumbuhan tinggi seperti periode 2014—2018, BUMN konstruksi diharapkan melakukan penambahan modal melalui rights issue atau revaluasi aset. “Jadi equity base-nya harus naik dulu.”

Terpisah, Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menilai realisasi pertumbuhan emiten konstruksi sudah sesuai dengan estimasi.

Namun, dia memperkirakan pertumbuhan kinerja emiten konstruksi pada 2019 akan sama seperti pada tahun lalu karena APBN 2019 lebih ditekankan pada belanja non-infrastruktur.

“Tahun ini tidak beda begitu jauh sebenarnya, rata-rata earnings growth sekitar 16%—17%.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper