Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buah Akuisisi Anak Usaha, Transcoal Pasific (TCPI) Berhasil Dongkrak Laba

Strategi aksi akuisisi yang dilakukan PT Transcoal Pasific Tbk. (TCPI) efektif meningkatkan laba bersih perseroan pada 2018 hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Armada milik Transcoal Pasific (TCPI). (web)
Armada milik Transcoal Pasific (TCPI). (web)

Bisnis.com, JAKARTA — Strategi aksi akuisisi yang dilakukan PT Transcoal Pasific Tbk. (TCPI) efektif meningkatkan laba bersih perseroan pada 2018 hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Direktur Utama Transcoal Pasific Richard Talumewo mengatakan bahwa torehan pendapatan penjualan pada 2018 senilai Rp2,31 triliun atau meningkat 50% dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,54 triliun dikontribusikan atas konsolidasi anak usaha.

Pada Oktober 2018, emiten berkode saham TCPI itu melakukan transaksi afiliasi dalam aksi akuisisi dua anak usahanya yakni PT Energy Transporter Indonesia dan PT Sentra Makmur Lines.

“Kami anak perusahaan kami akuisisi, secara penjualan itu sangat signifikan, dan kemudian pasti karena volume setelah kita konsolidasikan volume kargo yang diangkut itu meningkat. Itu penyebab utama, tapi ini karena kita konsolidasi,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (1/4/2019).

Sekadar informasi, setelah melakukan akuisisi, volume pekerjaan TCPI untuk pengangkutan batu bara adalah 42 juta MT per tahun yang terdiri atas untuk pekerjaan transshipment adalah sebesar 24 juta MT per tahun dengan nilai kontrak sampai dengan 2021 adalah Rp3 triliun.

Sedangkan untuk pekerjaan long hauling sebesar 18 juta MT per tahun dengan nilai kontrak sampai dengan 2027 adalah Rp13,3 triliun, dan untuk pengangkutan bijih nikel sebesar 1,1 juta MT per tahun dengan nilai kontrak sampai dengan tahun 2023 adalah Rp 570 miliar.

Richard menjelaskan anak usahanya tersebut berkontribusi sebesar 60%—70% terhadap pendapatan perseroan pada 2018, sehingga laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat hampir dua kali lipat pada 2018 yakni Rp254,94 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp102,67 miliar.

“Kontribusi pada 2018 mostly dari pengangkutan batu bara itu mungkin 90%, sisanya nikel sama fuel,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper