Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Tetap Menguat Meskipun AS Catat Perlambatan Pertumbuhan

Indeks dolar AS yang merupakan ukuran kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, bergerak menguat 0,01% atau 0,011 poin di level 97,213 pada pukul 11.14 WIB.
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan Jumat (29/3/2019) karena investor merespons positif kenaikan pada imbal hasil obligasi Treasury AS dan karena mata uang lain saingannya terpukul oleh sinyal dovish dari bank sentral.

Indeks dolar AS yang merupakan ukuran kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, bergerak menguat 0,01% atau 0,011 poin di level 97,213 pada pukul 11.14 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka stagnan, setelah pada akhir perdagangan Kamis (28/3) ditutup menguat 0,44% atau 0,428 poin ke level 97,202.

Dilansir Reuters, dolar AS menguat meskipun data menunjukkan ekonomi AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada kuartal keempat tahun lalu.

Departemen Perdagangan AS menyatakan produk domestik bruto AS meningkat 2,2% pada kuartal IV/2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, turun dari perkiraan awal 2,6%.

Analis valas senior Daiwa Securities Yukio Ishizuki mengatakan euro dan pound sterling telah jatuh minggu ini karena imbal hasil yang mempengaruhi mata uang telah jatuh,

"Rasanya seperti dampak penurunan imbal hasil di pasar-pasar tersebut lebih besar," kata Ishizuki, seperti dikutip Reuters.

"Meskipun imbal hasil AS turun, investor tampaknya telah menjual mata uang dari pasar lain dengan kekhawatiran terbesar tentang keadaan ekonomi. Hal tersebut tampaknya telah mengerek dolar," tambahnya.

Sementara itu, euro terpantau mencapai level US$1,1228 tetapi tetap melemah sekitar 1,2% sepanjang bulan ini di tengah penurunan imbal hasil dan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang berkepanjangan memukul zona euro.

Euro juga terbebani oleh spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan memperkenalkan suku bunga deposito berjenjang, yang memberikan tanda bahwa pembuat kebijakan berencana untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama.

Terhadap yen, dolar AS melemah 0,1% menjadi 110,77 yen dan menempatkannya di jalur pelemahan 0,5% terhadap mata uang Jepang pada bulan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper