Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian BUMN : Waktunya BUMN Fokus Kontribusi kepada Rakyat

Usai fokus membenahi kinerja keuangan perseroan pelat merah selama tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, kini, BUMN dituntut untuk fokus berkontribusi kepada rakyat.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno memberikan sambutan dalam acara Bisnis Indonesia CFO BUMN Award 2019 di Jakarta, Selasa (26/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno memberikan sambutan dalam acara Bisnis Indonesia CFO BUMN Award 2019 di Jakarta, Selasa (26/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Usai fokus membenahi kinerja keuangan perseroan pelat merah selama 3 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, kini, BUMN dituntut untuk fokus berkontribusi kepada rakyat.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno menjelaskan bahwa Menteri BUMN Rini M. Soemarno pada 3 tahun pertamanya fokus untuk membenahi kinerja operasional dan kinerja keuangan BUMN. Tujuannya, agar perseroan milik negara itu dapat bertahan, sehat, serta tumbuh berkelanjutan.

“Setelah itu tugas BUMN apa? komitmen membangun negeri,” ujarnya ketika memberikan sambutan di CFO BUMN Award 2019 yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia, Selasa (26/3/2019).

Fajar mengingatkan kembali lima tujuan BUMN sesuai dengan Undang-Undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003. Pertama, mengejar keuntungan. Empat sisanya, lanjut dia, yaitu inti dari agen pembangunan yakni pembangunan ekonomi, kemanfaatan umum, perintis kegiatan usaha, dan ekonomi kerakyatan.

Setelah 3 tahun fokus membenahi kinerja operasional dan kinerja keuangan, Fajar menyebut BUMN memiliki fokus baru dalam 2 tahun terakhir. Fokus saat ini yakni mempunyai kontribusi kepada rakyat.

Saat ini, dia  mengungkapkan terdapat sejumlah program yang telah dijalankan mulai dari kredit usaha rakyat (KUR), bahan bakar minyak (BBM) satu harga, hingga program rumah digital. 

“Jadi yang secara korporasi sudah berhasil sekaran dituntut untuk memberikan kontribusi bukan dengan membagi-bagikan uang tetapi bagaimana memberdayakan ini semua untuk menjadikan ekonomi Indonesia lebih maju,” jelasnya.

Fajar menambahkan total pendapatan BUMN tahun lalu bila dikumpulkan mencapai Rp2.200 triliun. Jumlah itu menurutnya lebih besar dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

“Itu artinya 15% dari gross domestic product [GDP], ini kenapa membuat kehadiran BUMN dibenci sekaligus dirindukan,” imbuhnya.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengatakan keuntungan atau laba yang dikantongi seluruh perseroan pelat merah mencapai Rp155 triliun pada 2015. Jumlah itu menurutnya terus naik menjadi sekitar Rp188 triliun menurut prognosis laporan keuangan 2018 yang belum diaudit.

“Tahun ini kami targetkan Rp200 triliun,” ujarnya.

Berdasarkan data prognosis kinerja keuangan yang dikutip dari Kementerian BUMN sebelumnya, total pendapatan yang dikantongi perseroan pelat merah mencapai Rp2.339 triliun pada 2018. Realisasi itu naik 10,45% dari Rp2.027 triliun tahun sebelumnya.

Pendapatan yang dikantongi oleh BUMN terus mengalami pertumbuhan dari periode 2015—2018. Jumlah yang dikantongi tiap periode yakni Rp1.699 triliun pada 2015, Rp1.710 triliun pada 2016, Rp2.027 triliun pada 2017, dan Rp2.339 triliun pada 2018.

Dari sisi laba bersih, nilai yang dikantongi, menurut prognosis Kementerian BUMN, senilai Rp188 triliun pada 2018. Pencapaian itu tumbuh tipis 1,07% dari Rp186 triliun pada 2017.

Dalam 4 tahun terakhir, laba perseroan pelat merah tercatat terus mengalami kenaikan selama rentang 2015-2018. Pencapaian tumbuh dari Rp150 triliun pada 2015, Rp176 triliun pada 2016, Rp186 triliun pada 2017, dan Rp188 triliun pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper