Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA FEBRUARI 2019 : Realisasi Operasional United Tractors (UNTR) Sesuai Target, Ini Perinciannya

PT United Tractors Tbk. mengklaim pencapaian kinerja operasional periode Februari 2019 masih sejalan dengan sejumlah target yang dipasang perseroan tahun ini.
Presiden Direktur United Tractors Gidion Hasan resmikan bantuan fasilitas di Dusun Leong Tengah, Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, Kabuaten Lombok Utara./Bisnis/M. Nurhadi Pratomo
Presiden Direktur United Tractors Gidion Hasan resmikan bantuan fasilitas di Dusun Leong Tengah, Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, Kabuaten Lombok Utara./Bisnis/M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA — PT United Tractors Tbk. mengklaim pencapaian kinerja operasional periode Februari 2019 masih sejalan dengan sejumlah target yang dipasang perseroan tahun ini.

Dalam laporan perkembangan operasional perseroan per Februari 2019, United Tractors melaporkan produksi unit usaha perseroan di bidang kontraktor penambangan melalui PT Pamapersada Nusantara (PAMA) merealisasikan volume produksi batu bara 19,7 juta ton pada Januari 2019—Februari 2019. Pencapaian itu naik dari 17,3 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, volume pekerjaan pemindahan tanah atau overburden removal juga tercatat tumbuh dua digit untuk periode Januari 2019—Februari 2019. Volume pekerjaan naik 12,89% dari 134,2 bcm pada Januari 2018—Februari 2018 menjadi 151,5 juta bcm.

Di sisi lain, unit usaha di bidang pertambangan batu bara melalui, PT Tuah Turangga Agung (TTA) merealisasikan penjualan 881.000 ton pada Februari 2019. Jumlah itu terdiri atas 796.000 thermal coal dan 85.000 coking coal. 

Pencapaian itu tercatat tumbuh 14,11% dari 772.000 ton pada Januari 2019. Komposisi penjualan terdiri atas thermal coal 622.000 dan coking coal 150.000 ton.

Dengan demikian, volume penjualan batu bara TTA selama periode Januari 2019—Februari 2019 mencapai 1,653 juta ton. Pencapaian itu turun tipis dari 1,660 juta ton pada Januari 2018—Februari 2018.

Adapun, volume penjualan emas perseroan mencapai 31.000 ons per Februari 2019. Dengan demikian, realisasi volume penjualan sebanyak 61.000 ons pada Januari 2019—Februari 2019.

Saat dihubungi, Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan mengatakan untuk penjualan batu bara baik thermal coal maupun coking coal tidak terdapat isu disisi produksi dan permintaan. Artinya, fluktuasi volume penjualan lebih dipengaruhi pengiriman serta faktor logistik.

Dia menjelaskan bahwa lokasi tambang perseroan berada di Kalimantan Tengah. Pengangkutan batu bara dilakukan melalui sungai sejauh lebih dari 400 kilometer.

“Kalau level air sungainya berada di bawah 4,5 meter kami tidak bisa angkut dan tentunya penjualan akan berkurang,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (25/3/2019).

Sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi tambang TTA, Ari menyebut entitas anak itu telah meningkatkan kapasitas pelabuhan dan intermediate stock pile. Langkah itu diharapkan dapat memitigasi dampak atau kendala pengangkut melalui sungai.

Di sisi lain, dia menyebut akan mempertahankan target produksi emas di sekitar 360.000 ons pada 2019. Menurutnya, produksi periode Januari 2019—Februari 2019 sudah sesuai dengan rencana.

Seperti diketahui, TTA merealisasikan total penjualan batu bara 7 juta ton pada 2018 atau naik 11% secara tahunan. Adanya peningkatan rerata harga jual batu bara membuat pendapatan unit usaha pertambangan mencatat peningkatan sebesar 49% menjadi Rp10,7 triliun.

Sebelumnya, emiten berkode saham UNTR itu melaporkan total penjualan alat berat komatsu sebanyak 372 unit untuk periode Februari 2019. Dengan demikian, total penjualan sebanyak 837 unit pada Januari 2019—Februari 2019 atau tumbuh 10,71% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi pangsa penjualan, kontributor terbesar masih berasal dari sektor pertambangan dengan 53% pada Januari 2019—Februari 2019. Akan tetapi, kontribusi itu lebih kecil dari periode Januari 2018—Februari 2018 sebanyak 59%.

Kontributor terbesar kedua ditempati oleh sektor konstruksi dengan 26%. Persentase itu naik dari 19% pada Januari 2018—Februari 2018.

Pertumbuhan kontribusi penjualan juga dicatatkan oleh sektor kehutanan yang naik dari 9% pada Januari 2018—Februari 2018 menjadi 11% pada Januari 2019—Februari 2019.

Adapun, sektor perkebunan berkontribusi 10% untuk penjualan  periode Januari 2019—Februari 2019 atau turun dari 13% pada periode yang sama tahun lalu.

TARGET

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai kontributor laba terbesar masih berasal dari PAMA. Menurutnya, kinerja operasional entitas anak tersebut masih selaras dengan target sampai dengan Februari 2019.

Seperti diketahui, PAMA merealisasikan volume produksi batu bara 125,1 juta ton pada 2018. Sementara itu, volume pekerjaan overburden removal meningkat dari 800,8 juta bcm pada 2017 menjadi 979,4 juta bcm pada tahun lalu.

Untuk kontribusi tambang emas Martabe dan TTA, Robertus menilai kontribusi keduanya memang dapat menambah laba UNTR. Akan tetapi, inti bisnis perseroan menurutnya masih berada di PAMA.

Dia masih memberikan rekomendasi beli untuk saham UNTR. Target harga berada di level Rp32.000.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham UNTR terkoreksi 650 poin atau 2,32% ke level Rp27.350 pada penutupan perdagangan, Senin (25/3). Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp102,02 triliun dengan price earning ratio (PER) 9,17 kali.

United Tractors melaporkan pendapatan bersih Rp84,6 triliun pada 2018. Pencapaian tersebut naik 31% dari Rp64,55 triliun pada 2017.

Dari situ, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan senilai Rp11,1 triliun pada 2018. Realisasi tersebut naik 50% dibandingkan dengan Rp7,40 triliun pada 2017. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper