Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Merah, IHSG Melemah Lebih dari 1% Pada Sesi I

Spread antara imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 3 bulan dan 10 tahun berbalik untuk pertama kalinya sejak 2007 setelah rilis data PMI sektor manufaktur AS. Secara historis, kurva yield yang terbalik menandakan adanya resesi yang akan datang.
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (25/3/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG melemah 1,58% atau 103,08 poin ke level 6.422,19 pada akhir sesi I, setelah dibuka melemah 0,79% atau 51,42 poin ke level 6.473,86 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (22/3), IHSG ditutup menguat 0,36% atau 23,50 poin di level 6.525,27.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.421,32 – 6.474,65.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor aneka industri yang melemah 2,74% dan sektor konsumer yang turun 2,16%.

Sebanyak 116 saham menguat, 284 saham melemah, dan 229 saham stagnan dari 629 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 3,69% dan 3,01% menjadi penekan utama turunnya IHSG siang ini.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia mayoritas juga bergerak negatif siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura dan indeks FTSE Malay KLCI yang masing-masing melemah 1,29% dan 0,95%.

Adapun indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,69%, indeks Kospi Korea Selatan turun 1,66%, sedangkan indeks Shanghai Composite turun 0,86%.

Dilansir Bloomberg, aksi jual saham berlangsung di bursa Asia pada perdagangan Senin, dengan saham Jepang menuju penurunan terbesar di tahun 2019. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 2,53% dan 3,05%.

Imbal hasil obligasi 10 tahun Australia mencatat rekor terendah sepanjang masa, sedangkan imbal hasil obligasi di Jepang mencapai level terendah sejak September 2016, ketika Bank of Japan merombak kebijakan dan mengurangi fokus pada pembelian aset.

Sementara itu, spread antara imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 3 bulan dan 10 tahun berbalik untuk pertama kalinya sejak 2007 setelah rilis data PMI sektor manufaktur AS. Secara historis, kurva yield yang terbalik menandakan adanya resesi yang akan datang.

Pemulihan saham global sekarang menunjukkan tanda-tanda melemah di tengah melemahnya data dan perubahan arah kebijakan bank sentral global dari normalisasi moneter.

"Bursa saham global agak terlena karena suku bunga mencerminkan kekhawatiran pertumbuhan,” kata Marcella Chow, analis global di JPMorgan Asset Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Rilis data PMI global Jumat lalu menghilangkan rasa puas diri investor," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper