Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penguatan Dolar AS Picu Harga Minyak Melemah

Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Mei ditutup melemah 0,4% atau 0,25 poin ke level US$59,98 per barel di New York Mercantile Exchange.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melayang di kisaran level tertinggi empat bulan terakhir pada perdagangan Kamis (21/3/2019), karena kenaikan dolar membatasi reli.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Mei ditutup melemah 0,4% atau 0,25 poin ke level US$59,98 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Mei ditutup melemah 0,64 poin ke level US$67,86 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, penguatan dolar AS pada perdagangan Kamis merusak minat investor terhadap minyak mentah dan komoditas lainnya yang dijual dalam mata uang AS.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, menguat 0,77% atau 0,734 poin ke level 96,495 pada akhir perdagangan Kamis.

"Ini merupakan sedikit kemunduran setelah penguatan yang cukup besar dalam dua pekan terakhir," kata Kyle Cooper, analis di Ion Energy Group, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak mentah telah menguat lebih dari 30% tahun ini karena pengurangan output oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya, serta gangguan pasokan di Venezuela dan Iran, mampu mengimbangi kenaikan output minyak shale AS.

DI sisi lain, penguatan telah dibatasi oleh kekhawatiran bahwa ekonomi global yang melambat dan sengketa perdagangan yang berlarut-larut antara AS dan China akan menghambat konsumsi bahan bakar.

Persediaan minyak mentah AS turun paling banyak sejak Juli menjadi 439,5 juta barel pekan lalu. Ekspor minyak mentah negara itu mendekati rekor tertinggi, impor dari Arab Saudi turun lebih dari setengahnya, dan pengiriman dari Venezuela berhenti total.

Namun, produksi AS yang melonjak ke level 12,1 juta barel per hari pekan lalu terus melemahkan upaya OPEC dan mitranya untuk memangkas pasokan global.

Sejumlah kekhawatiran atas ekonomi global di kalangan investor surut setelah Federal Reserve AS bersikap lebih dovish dari yang diperkirakan, dengan memproyeksikan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan tahun ini.

"Pasokan minyak semakin lebih ketat dari yang biasa kita alami," kata Phil Streible, analis pasar senior di RJO Futures Group Inc. "Tapi indeks dolar naik dan membebani minyak."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper