Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Dovish Lagi, Dolar AS Anjlok

Dolar AS terperosok setelah Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve kembali dovish terhadap langkah kebijakannya untuk tahun ini pada FOMC Rabu malam (20/3/2019).
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS terperosok setelah Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve kembali dovish terhadap langkah kebijakannya untuk tahun ini pada FOMC Rabu malam (20/3/2019).

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi dalam negeri tengah terkontraksi sehingga membuat pihaknya untuk berupaya menumbuhkan lapangan kerja secara maksimum dan stabilitas harga.

“Untuk mendukung tujuan-tujuan ini, Komite memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga tetap di level 2,25% hingga 2,5%. Selain itu, Komite akan lebih bersabar untuk menentukan kebijakan kenaikan di masa depan untuk mendukung hasil tersebut,” ujar Powell seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/3/2019).

Akibatnya, sentimen tersebut telah merusak daya tarik greenback dengan memotong keuntungannya dari setiap aset investasi yang didenominasi dalam dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (20/3/2019), indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang mayor tercatat anjlok 0,66% menjadi 95,20, menjadi salah satu penurunan terburuk sejak Januari.

Namun, Kepala Global Strategi Valuta Asing BMO Greg Anderson mengatakan bahwa pihaknya cukup terkejut dari sikap dovish dalam pernyataan Jerome Powell kali ini. 

Pasalnya, sikap dovish The Fed terjadi seminggu setelah para spekulan mendorong greenback untuk mengungguli mata uang lainnya ke level tertingginya sejak Januari menjadi sinyal bullish untuk dolar pada saat itu.

“Kami memang cenderung bullish saat itu dengan niat akan segera membalikkan pergerakan setelah The Fed mengisyaratkan untuk menghentikan kenaikan suku bunga, tetapi ternyata The Fed menjatuhkan sinyal tersebut jauh lebih cepat dari yang kami duga,” ujar Greg seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/3/2019).

Adapun, sesungguhnya pada awal 2019, dolar AS telah bearish akibat pernyataan The Fed yang akan lebih sabar dan hati-hati dalam menentukan kebijakan moneternya pada tahun ini. Dengan pernyataan Jerome Powell kali ini, akan menambahkan indikasi bearish pada dolar AS.

Walaupun demikian, pada perdagangan Kamis (21/3/2019) pukul 14.13 WIB, indeks dolar AS berhasil bergerak menguat tipis 0,14% menjadi 95,899.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper