Bisnis.com, JAKARTA — IHSG diperkirakan masih bergerak bearish dengan menguji support moving average 50 hari dengan support resistance pada level 6.420-6.500.
IHSG menguat tipis 2,43 poin atau 0,04% pada penutupan perdagangan Rabu (20/3/2019) ke level 6.482,71 setelah sempat melemah menjelang penutupan hingga 0,2%.
Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa sektor keuangan yang naik 0,49% dan konsumer sebesar 0,21% menjadi penopang IHSG hingga mampu ditutup pada zona hijau. Sementara itu, sektor infrastruktur melemah 0,82% dan berbalik menjadi penekan IHSG.
Selain itu, indeks global Hang Seng memimpin pelemahan di saat mayoritas indeks saham di Asia bergerak mixed.
Menurutnya, pergerakan IHSG hari ini secara teknikal masih bergerak terkoreksi dengan adanya pergerakan yang terkonsolidasi negatif pada perdagangan terakhir. Meskipun menguat tipis 0,04%, bentuk candlestick IHSG tetap bearish candle dengan potensi mengkonfirmasi pola bearish engulfing dengan pulled back upper bollinger bands dan bearish trend line.
Indikator Stochastic dead-cross pada area overbought oscillator dengan bearish reversal momentum indikator RSI yang menjadi tekanan psikologis trader pada perdagangan selanjutnya.
Menurutnya, saham-saham yang masih dapat dimonitor diantaranya INKP, WSBP, JPFA, BNGA, BNLI, TINS, MEDC, ANTM, INCO, ADHI, LPPF, UNTR.
Sementara itu, analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya memperkirakan IHSG bergerak pada level 6.402 – 6.585.
Menurut William, suku bunga acuan BI rateyang akan dilansir Kamis (21/3/2019) diperkirakan belum akan terdapat perubahan dikarenakan kondisi perekonomian masih cukup stabil. Hal ini tentunya juga menggambarkan bahwa kondisi tersebut juga dapat menjadi sentimen posititf terhadap pergerakan IHSG pada Kamis (21/3/2019).
William merekomendasikan saham BJTM, BBTN, BBCA, BBNI, HMSP, TLKM, JSMR, TOTL, SMCB, dan SMRA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel