Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dibayangi Sentimen Pelemahan Ekonomi Global

Harga minyak global dibayangi kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global, yang bakal berdampak pada proyeksi konsumsi bahan bakar.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak global dibayangi kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global, yang bakal berdampak pada proyeksi konsumsi bahan bakar.

Namun, pemangkasan sukarela oleh OPEC dan sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela masih menjadi katalisator positif bagi harga komoditas tersebut.

Hingga pukul 13.56 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate terpantau menguat tipis 0,03% atau 0,02 poin ke posisi US$59,31 per barel. Adapun harga minyak Brent juga memanas 0,21% atau 0,14 poin ke posisi US$67,75 per barel.

Analis broker berjangka FXTM Lukman Otunuga mengatakan bahwa perlambatan ekonomi dapat dengan cepat mengurangi konsumsi bahan bakar. "Kekhawatiran pertumbuhan global dan kekhawatiran kelebihan pasokan yang sedang berlangsung menciptakan hambatan bagi komoditas," katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/3/2019).

Sementara itu, Norbert Ruecker, kepala ekonomi di bank Swiss Julius Baer mengatakan, harga minyak kemungkinan terpaku pada level sekitar US$ 70 per barel karena inflasi harga bahan bakar, seperti yang terlihat tahun lalu, akan menekan permintaan pada tingkat tersebut.

Pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa harga minyak didorong  di atas level US$50 per barel karena investasi ke pertumbuhan produksi shale AS akan berhenti di bawah harga tersebut.

Di antara level harga itu, Ruecker mengatakan, boom shale AS hampir sepenuhnya memenuhi pertumbuhan permintaan minyak global yang tercermin oleh ekspor minyak mentah yang sangat berkembang, mencapai rekor 3,6 juta barel per hari pada Februari.

"Kami melihat sekitar 1,2 juta barel per hari dari pertumbuhan minyak serpih AS selama tahun mendatang," kata Ruecker.

Pada perkembangan lain, Menteri energi Uni Emirat Arab Suhail Mohammed Faraj Al Mazroui mengatakan, pihaknya mengharapkan OPEC menyelesaikan piagam kerja sama jangka panjang dengan mitra non-OPEC pada Juni mendatang.

Dalam konferensi di Abu Dhabi, Rabu (20/3/2019) waktu setempat, Suhail mengatakan, UEA berkomitmen untuk memberikan 100% pengurangan pasokan minyak dalam beberapa bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper