Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM : Masih Layak Koleksi, Saham Bukit Asam (PTBA) Mampu Tembus Rp5.500?

 PT Bukit Asam Tbk. membukukan kinerja keuangan yang tidak terlalu apik sepanjang 2018. Sahamnya pun terkoreksi 6,51% sepanjang tahun berjalan ke level Rp4.020 kemarin. Namun, saham berkode PTBA ini masih prospektif untuk dikoleksi.
Direksi PT Bukit Asam Tbk. usai paparan publik di Jakarta, Senin (11/3/2019)./Bisnis/Anitana W. Puspa
Direksi PT Bukit Asam Tbk. usai paparan publik di Jakarta, Senin (11/3/2019)./Bisnis/Anitana W. Puspa

Bisnis.com, JAKARTA  -- PT Bukit Asam Tbk. membukukan kinerja keuangan yang tidak terlalu apik sepanjang 2018. Sahamnya pun terkoreksi 6,51% sepanjang tahun berjalan ke level Rp4.020 kemarin. Namun, saham berkode PTBA ini masih prospektif untuk dikoleksi.

Andy Wibowo Gunawan, analis Mirae Asset Sekuritas Indoensia, mengatakan bahwa PTBA melaporkan laba bersih 2018 senilai Rp5 triliun. Capaian ini 89,3% dari proyeksi Mirae AS dan 94,8% dari estimasi konsensus analis.

Kendati begitu, Andy masih merekomendasikan beli saham PTBA dengan target harga Rp5.520. Target harga ini mencerminkan potensi kenaikan hingga 37,3% dari harga penutupan terakhir. Target harga ini mencerminkan price earning ratio (PER) atas proyeksi laba 2019 sebesar 10,4x.

Target dan rekomendasi ini dipertahankan sebab Mirae juga mempertahankan asumsi pendapatan dan laba PTBA 2019 – 2020. Pendapatan diasumsikan masing-masing Rp24,6 triliun dan Rp27,8 triliun, sedangkan laba bersih masing-masing Rp6,1 triliun dan Rp6,7 triliun.

“Kami melihat keunggulan kompetitif terkuat dari PTBA adalah bahwa isi nilai kalori batu baranya cocok dengan pembangkit listrik tenaga panas PLN. Sementara itu, kami melihat risiko penurunan jangka pendek harga batubara global dan perubahan peraturan leibh rendah,” katanya dalam riset yang terbit baru baru ini.

Arandi Ariantara, analis Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa meski industri baru bara secara global diproyeksikan akan melambat, tetapi dirinya meyakini permintaan baru bara domestik masih stabil, mengingat 59% bauran energi dalam negeri masih dari PLTU.

PTBA ke depannya juga berencana membangun PLTU dengan total tambahan kebutuhan batubara mencapai 27 juta ton. PTBA juga akan menambah gerbong kereta dari 60 menjadi 72 tahun ini. Penambahan gerbong membuat kapasitas produksi PTBA meningkat 9% menjadi sebesar 25 juta ton/tahun.

“Kami merekomendasikan beli dengan target harga Rp5.400, merefleksikan PER 2019 sebesar 10,2x. Risiko rekomendasi adalah lebih rendahnya harga batubara dan harga DMO, serta tidak tercapainya target produksi,” katanya.

Ketentuan pembatasan harga DMO di US$70/mt masih akan berlaku tahun ini, tetapi akan disiasati dengan penjualan batubara kalori tinggi dan peningkatan kapasitas transportasi.

Di sisi lain, PTBA juga mulai memasuki pasar ekspor yang memerlukan batubara, antara lain Vietnam, Filipina, Hongkong, Korea Selatan, Laos, serta Srilanka.

“Jadi, kalau kita keluar  dari pasar tradisional, pasar juga jadi lebih sehat dan harga lebih baik,” ungkap direktur utama PTBA Arvyan Arivin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper