Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspadai Volatilitas Kurs Akibat Pemilu di Negara Berkembang Sepanjang Tahun 2019

Rentetan pemilihan umum di sejumlah negara berkembang diyakini akan menimbulkan sedikit risiko volatilitas kepada mata uang di negara tersebut. 
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rentetan pemilihan umum di sejumlah negara berkembang diyakini akan menimbulkan sedikit risiko volatilitas kepada mata uang di negara tersebut. 

Morgan Stanley dan HSBC Holdings Plc memperingatkan pemilihan umum di Afrika Selatan dan Argentina berisiko untuk menimbulkan risiko bagi investor seiring dengan adanya risiko pergerakan nilai tukar ke level terendah secara tahunannya. 

Seperti diketahui, pasar negara berkembang telah menjadi sasaran investor dalam beberapa bulan terakhir. Survei Bank of America Merrill Lynch pada bulan lalu menyebutkan pasar negara berkembang sebagai pasar uang yang paling ramai di dunia dengan indeks obligasi pemerintah, mata uang dan saham berhasil mencatatkan performa kuartalan terbaik dalam dua tahun.

Manajer Investasi Senior Daiwa SB Investments Ltd. Takeshi Yokouchi mengungkapkan pergerakan pasar di negara berkembang membuat investor harus lebih selektif untuk memilih tujuan investasinya berdasarkan berbagai faktor termasuk fundamental ekonomi dan risiko politik.

"Harapannya adalah agar partai yang berkuasa menang dalam pemilihan umum yang besar seperti di Afrika Selatan dan Indonesia, seperti partainya Modi yang memperluas dukungan baru-baru ini di India," ujar Takeshi kepada Bloomberg, Selasa (19/03/2019).

Namun, Takeshi menuturkan hal ini tidak berarti investor dapat tetap bebas dari risiko pemilihan umum. 

Episentrum pemilihan umum di dunia pada tahun ini akan berpusat di Asia. Thailand, Indonesia dan India adalah negara-negara yang akan menjadi sorotan banyak investor. 

Thailand tengah mempersiapkan pemilihan umum pertamanya sejak kudeta militer pada 2014. Pemilihan umum di Negeri Gajah Putih ini akan berlangsung pada 24 Maret 2019. 

Setelah Thailand, Indonesia akan melakukan pemilihan presiden pada 17 April 2019. Pemilihan presiden di Indonesia kembali mempertemukan petahana Joko Widodo dengan lawan politiknya Prabowo Subianto. 

Pada minggu yang sama, India, negara demokrasi terbesar di dunia, akan memulai enam minggu pemungutan suara untuk memutuskan nasib Perdana Menteri Narendra Modi. 

Sementara itu, pemerintah Argentina tengah berjuang untuk melawan tekanan volatilitas terhadap mata uang peso dengan melepas miliaran dolar AS ke pasar. 

Tidak hanya itu, Presiden Argentina Mauricio Macri juga berupaya keras untuk menurunkan harga-harga yang mengalami inflasi sebesar 3,8% pada Februari lalu.
 
Jadwal Pemilu Dunia: 

  • 24 Maret Thailand Pemilu
  • 31 Maret Turki Pilkada
  • 31 Maret- 21 April Ukraina Pilpres
  • 9 April Israel  Pemilu
  • 11April 11 - 23 Mei  India Pemilu
  • 17 April Indonesia Pilpres/Pileg
  • 5 Mei Panama Pemilu
  • 8 Mei Afsel Pemilu
  • Mei Filipina Pemilu Jangka Pendek
  • 16 Juni Guatemala Pemilu
  • 27 Oktober Argentina Pemilu
  • 27 Oktober Ukraina Pileg
  • Oktober Bolivia Pemilu
  • Oktober Uruguay Pilpres/ Kongres
  • Oktober-November Polandia Pemilu
  • November-Desember Romani Pilpres

Data: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper