Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saudi Desak OPEC untuk Tetap Patuh pada Kesepakatan Pemangkasan Produksi

Arab Saudi mendesak Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk tetap pada kesepakatan karena masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menyeimbangkan pasar minyak global.
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger

Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi mendesak Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk tetap pada kesepakatan karena masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menyeimbangkan pasar minyak global.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Energi Arab Saudi Khalid-Al Falih. Seraya mengatakan bahwa OPEC siap untuk melakukan apa yang diperlukan pada tahap selanjutnya.

“OPEC perlu tetap di jalurnya hingga Juni mendatang karena masih jauh dari tujuan untuk memulihkan fundamental pasar minyak. Persediaan AS masih signifikan di atas tingkat normal, dan ada risiko kelebihan pasokan dalam jangka pendek,” ungkap Al-Falih dalam konferensi pers di Baku, Azerbaijan, seperti dikutip Reuters.

Di sisi lain, masih ada upaya yang kurang maksimal untuk memperpanjang perjanjian pengurangan produksi OPEC dari Rusia dan Irak, yang merupakan dua produsen terbesar setelah Saudi.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada konferensi pers yang sama bahwa ketidakpastian yang timbul dari produksi di Venezuela dan Iran mempersulit koalisi untuk menentukan langkah selanjutnya sebelum Mei atau Juni.

Para menteri berbicara sebelum pertemuan yang direncanakan di Baku pada hari Senin (18/4/2019) untuk membahas komite anggota OPEC yang bertanggung jawab untuk memantau output.

OPEC dan sekutu-sekutunya telah memasuki tahun ketiga membatasi pasokan untuk mempertahankan harga minyak mentah. Meskipun mereka telah membantu harga minyak Brent menguat 25%, harga saat ini sekitar US$67 per barel tetap jauh di bawah level yang sebagian besar produsen butuhkan untuk menutupi pengeluaran pemerintah.

Masih Banyak Pekerjaan

"Penilaian saya adalah bahwa masih ada pekerjaan di depan Kami. Kami masih melihat persediaan menumpuk." ungkap Al-Falih

Ia mengatakan, pada saat yang sama, banyak investor yang khawatir terhadap investasi dalam eksplorasi dan produksi minyak karena ketidakpastian, dan OPEC tidak menginginkan situasi di mana harga minyak mentah terlalu tinggi.

"Kami tetap siap untuk terus memantau penawaran dan permintaan dan melakukan apa yang harus kami lakukan pada paruh kedua tahun 2019 untuk menjaga keseimbangan pasar," lanjutnya.

OPEC telah menghadapi tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk "melonggarkan" sikapnya pada pembatasan pasokan, karena tekanan terhadap output dari dua anggota, Iran dan Venezuela, mengancam akan memicu kekurangan.

Al-Falih mengatakan krisis di kedua negara tidak mengubah pandangannya tentang pembatasan output, karena kerugian di kedua negara belum cukup parah untuk menghambat peningkatan persediaan minyak. Jika penurunan pasokan Iran dan Venezuela meningkat, OPEC siap untuk menanggapi seperti sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper