Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas merosot dan gagal bertahan pada level US$1.300 per troy ounce seiring dengan pasar saham yang menguat dan dolar AS bergerak stabil menjelang pertemuan The Fed pada pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (18/3/2019) pukul 11.44 WIB, harga emas di bursa Comex melemah 0,32% menjadi US$1.298,7 per troy ounce, sedangkan harga emas di pasar spot melemah 0,24% menjadi US$1.299,42 per troy ounce.
Mengutip riset harian Asia Tradepoint Futures, para trader logam mulia akan memantau pergerakan mata uang dolar AS menjelang pertemuan Bank Sentral AS, the Fed, yang diperkirakan memberikan sinyal tentang suku bunga pada tahun ini.
"Namun, secara umum pelaku pasar memperkirakan The Fed tetap menahan tingkat suku bunga pada angka 2,50% seiring dengan sikap The Fed pada pertemuan FOMC bulan Januari lalu yang cenderung memilih sikap bersabar dalam melanjutkan siklus kenaikan suku bunga," tulis Asia Tradepoint Futures seperti dikutip dari risetnya, Senin (18/3/2019).
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang mayor bergerak cukup stabil pada level 96,499 melemah 0,1%.
Selain itu, melambatnya data output manufaktur AS selama 2 bulan berturut-turut, telah meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Hal tersebutnya yang menjadi sinyal bagi pasar bahwa The Fed diperkirakan kembali bersabar untuk tidak menaikkan suku bunga atau bahkan akan menurunkan suku bunga.
Oleh karena itu, kondisi tersebut akan memicu pelaku pasar memburu emas sebagai instrumen lindung nilai. Walaupun demikian, perkembangan perundingan perdagangan antara AS dan China masih akan tetap membayangi pergerakan emas pada pekan ini.
Sementara itu, untuk logam mulia lainnya, harga perak di pasar spot stabil pada level US$15,29 per ons, platinum melemah 0,44% menjadi US$828,14 per ons, dan paladium melemah 0,41% menjadi US$1.546,33 per ons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
