Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu Sebulan lagi, Ini Dampaknya bagi Bursa Saham Menurut Analis

Pemilu akan digelar sebulan lagi atau tepatnya pada rabu 17 April 2019. Penyelenggaraan Pemilu dan kondisi politik dinilai akan memberikan pengaruh bagi pasar saham di Tanah Air.
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
 
 
Bisnis.com, JAKARTA - Pemilu akan digelar sebulan lagi atau tepatnya pada rabu 17 April 2019. Penyelenggaraan Pemilu dan kondisi politik dinilai akan memberikan pengaruh bagi pasar saham di Tanah Air. 
 
Ida Bagus Yudha Pramana, Research Analyst Narada Asset Management, mengatakan menjelang Pemilu membuat pergerakan IHSG cenderung sideways pada perdagangan pekan 11-15 Maret 2019.
 
"Pemilu bulan depan membuat konsumsi masyarakat tinggi, dimana banyak uang yang beredar, segala macam, dari pembelian kaus, untuk kampanye, dari situ, terutama. Terus dari Pemilu itu kami memprediksi, akan membuat IHSG tetap aman dan di tahun iniIHSG, akhir tahun, IHSG akan menuju level 7.000," jelasnya kepada Bisnis.  
 
Sebelumnya, William Surya Wijaya, Director Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan kondisi jelang Pemilu ini hampir mirip ketika 2014 dan harus dimanfaatkan sebagai peluang bagi pelaku pasar. 
 
"Jadi dengan optimisme yang terbangun dengan sendirinya maka tidak menutup kemungkinan bahkan terbuka peluang besar di 2019 itu akan terus menerus kenaikan di pasar modal. Jadi kalau investor misalkan jangka pendek, menengah, maupun panjang. Justru momentum koreksi di 2018, betul-betul sangat bisa dimanfaatkan, daripada nanti menunggu momentum yang cukup besar ini di lima tahun mendatang lagi," jelasnya. 
 
Adapun Muhamad Alfatih, Vice President Samuel Sekuritas mengatakan  masa-masa kampanye dan pemilihan presiden bisa dimanfaatkan untuk jangka pendek dan menengah. 
 
"Mungkin sektor konsumsi perlu diperhatikan juga," ujarnya.  
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper