Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat, Pound Sterling Merosot di Tengah Ketidakpastian Brexit

Dolar Amerika Serikat menguat tipis pada perdagangan Senin (11/3/2019), pada kisaran level tertinggi tiga bulan karena investor mencari aset safe-haven di tengah kekhawatiran pertumbuhan global.
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat tipis pada perdagangan Senin (11/3/2019), pada kisaran level tertinggi tiga bulan karena investor mencari aset safe-haven di tengah kekhawatiran pertumbuhan global.

Sementara itu, pound sterling memperpanjang penurunannya di tengah prospek yang tidak pasti mengenai keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terpantau menguat 0,11% atau 0,109 poin ke level 97,415 pada pukul 10.41 WIB.

Indeks hanya sedikit lebih rendah dari level puncak sejak 14 Desember 2018 di level 97,710 pada Kamis lalu. Indeks dolar AS telah menguat 1,3% sepanjang tahun ini.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka menguat 0,09% atau 0,088 poin ke level 97,394, setelah pada akhir perdagangan Jum’at pekan lalu ditutup melemah 0,361 atau 0,37% ke level 97,306.

Sementara itu, euro melemah tipis di level US$1,1225. Mata uang tunggal ini telah jatuh ke level terlemah sejak akhir Juni 2017 pada Kamis, tertekan oleh sinyal dovish dari Bank Sentral Eropa (ECB).

"Setelah ECB menurunkan prospek pertumbuhan untuk zona euro, bersama dengan data ekspor dan impor China yang lebih lemah dari perkiraan, kekhawatiran terhadap ekonomi global kembali melonjak," kata Masafumi Yamamoto, kepala analis valas di Mizuho Securities, seperti dikutip Bloomberg.

"Hal tersebut menekan euro dan mata uang lainnya. AS tidak terlalu kuat, tetapi daerah lain lemah. Itu sebabnya dolar relatif kuat," lanjutnya.

Data pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS   hampir terhenti pada bulan Februari, dengan hanya 20.000 lapangan kerja baru tersedia, jauh lebih rendah dari perkiraan analis.

Tetapi para pelaku pasar menemukan beberapa harapan dalam angka-angka yang menunjukkan tingkat tenaga kerja AS tergelincir kembali di bawah 4% dan pendapatan per jam rata-rata meningkat 0,4%, membantu mengurangi pelemahan dolar ASselama sesi sebelumnya.

Sementara itu, pound sterling melemah 0,4% menjadi US$1,2968 setelah sempat merosot ke level terendah tiga pekan menyusul ketidakpastian mengenai Brexit.

Sterling berada di bawah tekanan baru setelah menteri luar negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan pada hari Minggu bahwa Brexit dapat berbalik jika anggota parlemen menolak kesepakatan yang diajukan Perdana Menteri Theresa May.

Pernyataannya itu menyusul peringatan dari dua faksi anti-euro utama di parlemen bahwa Perdana Menteri Theresa May kemungkinan akan menghadapi kekalahan berat dalam pemungutan suara parlemen pada hari Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper