Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Berjuang Meraih Dorongan di Tengah Sentimen Ekonomi AS

Bursa saham Asia berjuang mendapatkan dorongan pada perdagangan Senin (11/3/2019), setelah data ketenagakerjaan AS meningkatkan keraguan terhadap kekuatan ekonomi global.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia berjuang mendapatkan dorongan pada perdagangan Senin (11/3/2019), setelah data ketenagakerjaan AS meningkatkan keraguan terhadap kekuatan ekonomi global.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang bergerak tipis dari level terendah tiga pekan yang dicapai pada hari Jumat, dengan pelemahan diimbangi oleh kenaikan kecil di bursa saham China. Indeks CSI300 menguat 0,5%

"Volume perdagangan melonjak sementara investor asing telah melepas saham pada akhir pekan lalu," kata Naoki Tashiro, presiden TS China Research, seperti dikutip Reuters.

Naoki menambahkan bahwa saran pembelian saham oleh investor ritel mendorong bursa saham China.

Sementara itu, indeks Nikkei Jepang menguat 0,2% setelah bertahan di zona merah selama empat hari berturut-turut pekan lalu.

Bursa Wall Street membukukan penurunan mingguan terbesar sejak pasar anjlok pada akhir 2018 pekan lalu, sekaligus mencatat pelemahan lima hari berturut-turut pada perdagangan Jumat pekan lalu karena data tenaga kerja yang mengejutkan.

Ekonomi AS hanya menciptakan 20.000 pekerjaan pada bulan Februari, angka terlemah sejak September 2017. Akibatnya, imbal hasil obligasi  Treasury bertenor 10 tahun melemah ke level terendah dua bulan pada 2,607%.

Sementara itu, imbal hasil obligasi dua tahun juga mencapai titik terendah dua bulan di level 2,438.

"Angka utama sangat lemah sehingga pasar bisa bereaksi lebih agresif. Saya akan mengatakan pasar bereaksi relatif tenang karena ada unsur-unsur yang menunjukkan pelemahan bersifat sementara," kata Tomoaki Shishido, analis pendapatan tetap di Nomura Securities.

Meskipun pertumbuhan tenaga kerja lemah, pendapatan per jam rata-rata naik 11 sen, atau 0,4%, meningkatkan kenaikan tahunan menjadi 3,4% dan menjadi kenaikan terbesar sejak April 2009.

Investor saat ini menantikan angka penjualan ritel AS untuk bulan Januari yang akan dirilis hari ini, meningkat data ritel pada bulan Desember secara mengejutkan mencatat angka yang lemah.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral akan berhati-hati untuk tidak mengejutkan pasar keuangan di tengah upaya menstabilkan portofolio obligasi.

Powell mengatakan bahwa ia tidak melihat masalah dalam ekonomi AS yang menjamin perubahan segera dalam kebijakannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper