Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump : Kuatnya Dolar Merusak Daya Saing AS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memberikan kritik terhadap Federal Reserve dan mengatakan bahwa ketatnya kebijakan moneter yang menguatkan dolar AS telah merusak daya saing Negara Paman Sam.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memberikan kritik terhadap Federal Reserve dan mengatakan bahwa ketatnya kebijakan moneter yang menguatkan dolar AS telah merusak daya saing Negara Paman Sam.

Presiden Donald Trump yang telah menjadikan ekonomi sebagai bagian penting dari platform politiknya, telah berulang kali mengkritik Federal Reserve dan ketuanya, Jerome Powell, karena menaikkan suku bunga. Pasalnya, mata uang yang lebih lemah umumnya membuat ekspor suatu negara lebih kompetitif.

"Saya ingin dolar yang kuat, tetapi saya ingin dolar yang bagus untuk negara kita, bukan dolar yang begitu kuat sehingga menjadi penghalang kita berurusan dengan negara lain," ujar Trump seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/3/2019).

Adapun, Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun lalu sehingga membawa indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang mayor bergerak menguat 4,26% sepanjang 2018 dan mencapai level tertingginya dalam 17 bulan, di sekitar 97,542 pada Desember 2018.

Namun, belum lama ini The Fed mengisyaratkan pihaknya akan menjadi lebih sabar untuk menaikkan suku bunga sebelum melakukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.

Hal tersebut untuk meredakan tingginya kekhawatiran pasar tentang prospek ekonomi dalam negeri di tengah volatilitas pasar keuangan, perlambatan ekonomi global, dan perang dagang antara AS dan China.

Di sisi lain, Jerome Powell mengatakan dia tidak akan terombang-ambing oleh tekanan politik dan memberikan pernyataan yang jelas tentang independensi The Fed pada awal Januari lalu ketika dia mengatakan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri bahkan jika Trump meminta untuk melakukannya.

Hal tersebut menyusul laporan pada pertengahan Desember lalu bahwa Trump telah membahas dengan para penasihatnya terkait rencana untuk memecat Powell setelah The Fed menaikkan suku lagi. Walaupun demikian, sentimen tersebut tampaknya tidak menggoyahkan dolar AS. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (4/3/2019) pukul 10.47 WIB, pergerakan dolar AS melawan mata uang yen menguat 0,089% atau naik 0,11 poin menjadi 111,99 yen per dolar AS.  Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan mata uang lainnya hanya melemah tipis 0,07% menjadi 96,459.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper