Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEO Freeport: Friksi Perdagangan Resahkan Investor

CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson menyatakan friksi perdagangan AS-China telah meresahkan investor serta menghalangi banyak perusahaan untuk melakukan merger dan akuisisi (M&A).
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson menyatakan friksi perdagangan AS-China telah meresahkan investor serta menghalangi banyak perusahaan untuk melakukan merger dan akuisisi (M&A).

Menurut Adkerson, ada ketidakpastian "luar biasa" akibat konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China, dua konsumen terbesar untuk tembaga, yang juga dihasilkan perusahaan tambang internasional tersebut.

Kekhawatiran seputar prospek ekonomi China berikut potensi kejatuhan dari perselisihan perdagangan kedua negara dinilainya telah membebani pandangan investor tentang tembaga, bahkan ketika pasokan mengetat dan permintaan tetap tangguh.

“Kami memiliki keterputusan antara pasar fisik untuk tembaga dan persepsi investor tentang masa depan,” ujar Adkerson dalam sebuah wawancara di sebuah konferensi industri di Florida, seperti dilansir Bloomberg.

“Menurut saya kita sedang berada di persimpangan jalan, entah itu akan ada dislokasi yang signifikan di China, dalam ekonomi global atau harga tembaga akan naik dalam waktu dekat,” lanjutnya.

Kontrak berjangka tembaga di New York turun 20% tahun lalu di tengah kekhawatiran bahwa ketidaksepakatan perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia itu akan mengganggu permintaan.

Di sisi lain, Adkerson mengungkapkan optimismenya tentang tembaga untuk jangka lebih panjang karena prospek terbatasnya pasokan dan konsumsi yang meningkat secara global, terutama dengan penggunaan tembaga alternatif seperti pada kendaraan listrik.

“[Untuk saat ini] ada ketidakpastian yang luar biasa dalam situasi makroekonomi, akibat kekhawatiran perdagangan bagi investor mengenai dampaknya pada China dan faktor-faktor lain yang memengaruhi China. Ini sangat penting untuk konsumsi tembaga,” terang Adkerson.

“Saya pikir kesepakatan besar apa pun akan menghadapi tantangan saat ini.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper