Bisnis.com, JAKARTA—Saham UNVR ditutup menguat 100 poin di level 48.925 mengakhiri perdagangan sesi I hari ini. Saham blue chip ini mencoba melawan tren koreksi IHSG sejak pembukaan akibat aksi profit taking. Adapun IHSG tercatat tergelincir 13,01 poin di level 6.512.
Indikasi membaiknya hubungan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping serta keinginan untuk memperpanjang gencatan perang dagang sempat menyelimuti penguatan saham di Asia. Namun, perkembangan kemajuan hasil penyelesaian sengketa dagang masih dinantikan investor.
Berdasarkan rilis laporan keuangan kuartal IV/2018, PT Unilever Indonesia Tbk., emiten dengan ticker UNVR, mencatatkan perolehan laba bersih yang tumbuh 30% (yoy) dari Rp7 triliun menjadi Rp9,1 triliun. Pencapaian angka bottom line ini tidak terlepas dari penjualan hak untuk mendistribusikan produk Spreads yang menggunakan merk dagang global, merek dagang lokal, dan daftar pelanggan di Indonesia kepada PT Upfield Consulting Indonesia sebesar Rp2,7 triliun.
Saat ini, valuasi saham UNVR tengah memiliki harga premium dengan forward PE ratio sebesar 48,7 kali atau +1 standar deviasi di atas rata-rata historis 5 tahun dengan forward PE ratio 44,9 kali. Bahkan saham ini juga relatif outperform apabila dibandingkan dengan sektor konsumsi yang memiliki forward PE ratio 26,57 kali.
Secara teknikal analisis, saham UNVR membentuk bearish candle pattern yang mengindikasikan kecenderungan saham ini akan mencoba menguat padda perdagangan hari ini. Selain itu, indikator stochastic masih di posisi bearish dengan relative strength index yang netral. Saham UNVR mencoba menguat menuju level 49.200 menguji MA20 sebagai resistance terdekat. Diperkirakan saham UNVR akan bergerak dalam rentang 48.000 –49.100 pada perdagangan hari ini.
Sumber: Bloomberg
*) Anida ul Masruroh, analis Bisnis Indonesia Resources Center
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
