Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Terdorong Positifnya Perundingan AS-China, IHSG Menguat di Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG menguat 0,2% atau 12,83 poin ke level 6.514,21 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (25/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG menguat 0,2% atau 12,83 poin ke level 6.514,21 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Sebelumnya, indeks dibuka rebound dengan penguatan 0,32% atau 20,93 poin di level 6.522,31. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.507,92 – 6.530,55.

IHSG mampu rebound setelah ditutup melemah 0,56% atau 36,39 poin di level 6.501,38 pada perdagangan Jumat (22/2).

Sebanyak 222 saham menguat, 156 saham melemah, dan 250 saham stagnan dari 627 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing menguat 7,8% dan 0,8% menjadi penopang utama pergerakan IHSG siang ini.

Sementara itu, tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin sektor aneka industri yang menguat 0,65% dan infrastruktur yang naik 0,54%. Di sisi lain, sektor pertanian dan finansial yang masing-masing melemah0,22% dan 0,02% menahan penguatan IHSg lebih lanjut.

Sejalan dengan IHSG, indeks saham lainnya di kawasan Asia mayoritas juga bergerak positif siang ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menguat 0,72% dan 0,55%, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,25%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,06%.

Mayoritas bursa saham di Asia bergerak menguat menyusul perkembangan pembicaraan perdagangan AS – China setelah Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi bahwa ia akan menunda rencana menaikkan tarif impor China.

Dilansir dari Reuters, Trump pada hari Minggu mengatakan di akun Twitter-nya akan menunda batas waktu 1 Maret untuk meningkatkan tarif impor dan menantikan pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping.

Sebelumnya, perunding AS dan China sedang membahas masalah mengenai kesepakatan perdagangan potensial pada hari Minggu setelah membuat kemajuan mengenai pembahasan masalah struktural.

Trump mengatakan telah ada progres dalam hal kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, sektor jasa, serta mata uang.

Harapan untuk mengakhiri kebuntuan perdagangan telah membantu indeks S&P 500 AS membukukan level penutupan tertinggi sejak 8 November pada hari Jumat (22/2), sementara indeks Dow Jones dan Nasdaq mencatat penguatan mingguan kesembilan berturut-turut.

"Pembicaraan tinggi antara Beijing dan Washington pada tingkat senior menyiratkan bahwa kedua belah pihak mencari beberapa bentuk penyelesaian," kata Tai Hui, kepala analis pasar Asia Pasifik di J.P. Morgan Asset Management, seperti dikutip Reuters.

"Saya pikir pasar telah bergerak ke arah pandangan ini dalam beberapa pekan terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh kinerja yang kuat di saham China dan ekuitas Asia. Karenanya, berita terbaru mungkin tidak menawarkan dorongan signifikan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper