Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tunda Kenaikan Tarif Impor China, Bursa Asia Menguat

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,2% ke level tertinggi sejak Oktober, dan telah menguat 10% sepanjang tahun ini. Sementara itu, indeks Nikkei 225 menguat 0,5%
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Senin (25/2/2019) setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia akan menunda rencana menaikkan impor China karena adanya kemajuan substansial dalam pembicaraan antara kedua belah pihak .

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,2% ke level tertinggi sejak Oktober, dan telah menguat 10% sepanjang tahun ini. Sementara itu, indeks Nikkei 225 menguat 0,5%

Dilansir dari Reuters, Trump pada hari Minggu mengatakan di akun Twitter-nya akan menunda batas waktu 1 Maret untuk meningkatkan tarif impor dan menantikan pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping.

Sebelumnya, perunding AS dan China sedang membahas masalah mengenai kesepakatan perdagangan potensial pada hari Minggu setelah membuat kemajuan mengenai pembahasan masalah struktural.

Trump mengatakan telah ada progres dalam hal kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, sektor jasa, serta mata uang.

Harapan untuk mengakhiri kebuntuan perdagangan telah membantu indeks S&P 500 AS membukukan level penutupan tertinggi sejak 8 November pada hari Jumat (22/2), sementara indeks Dow Jones dan Nasdaq mencatat penguatan mingguan kesembilan berturut-turut.

Pasar saham juga telah didukung oleh sikap dovish dari Federal Reserve AS yang telah mengesampingkan kenaikan suku bunga untuk saat ini. Gubernur The Fed Jerome Powell akan memberikan pidato mengenai kebijakan moneter AS pada hari Selasa dan Rabu.

"Kita harapkan Powell menekankan kesabaran, menyatakan bahwa setiap kenaikan lagi tahun ini kemungkinan akan memerlukan angka inflasi," tulis analis di TD Securities dalam sebuah catatan.

"Di sisi neraca, Powell tidak akan mengumumkan sesuatu yang baru, tetapi akan mengulangi bahwa FOMC berharap laju pengurangan neraca bisa berakhir akhir tahun ini,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper