Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volatilitas IHSG Tinggi Tapi Tumbuh 1,76% dalam Sepekan

Meski ditutup turun pada perdagangan terakhir pekan ini, tapi secara keseluruhan IHSG tetap mencatatkan pertumbuhan selama sepekan kemarin.
Pengunjung mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (13/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (13/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir perdagangan pekan ini di zona merah, setelah melemah 0,56% ke level 6.501 pada akhir perdagangan Jumat (22/2/2019).

Meski demikian, dalam sepekan, indeks masih tumbuh 1,76%.

Di antara 627 saham yang diperdagangkan, 168 saham menguat, 229 saham melemah, sedangkan 231 saham lainnya flat.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata nilai transaksi harian BEI mengalami peningkatan sebesar 5,18% menjadi Rp9,63 triliun dari Rp9,16 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian juga naik 0,03%  menjadi 14,22 miliar unit saham dari 14,21 miliar unit saham dari pekan sebelumnya. 

Selama sepekan, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp79 miliar dan sampai dengan pekan akhir Februari 2019, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp10,88 triliun.

Analis MNC Sekuritas Victoria Venny NS memaparkan volatilitas laju pergerakan IHSG sepekan terakhir memang tinggi, dipengaruhi oleh pengaruh eksternal.

Terbaru, rilis dari FOMC Meeting Minutes yang menyatakan bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve) menahan kenaikan suku bunga pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) direspons oleh Bank Indonesia (BI) dengan juga tetap menahan suku bunga acuan 7-Days Repo Rate di level 6%. Hal itu pun berhasil menjadi penopang IHSG pada penutupan perdagangan Kamis (21/2), ke level 6.537.

Namun, tampaknya IHSG tak bisa mempertahankan penguatan tersebut tertekan oleh beberapa data ekonomi AS, Eropa, dan sejumlah negara di Asia yang menunjukkan kecenderungan indikasi pelemahan ekonomi global.

“Hal ini menjadi kekhawatiran pasar di pekan ini, di tengah sentimen [positif] ketercapaian damai dagang AS-China yang mulai menunjukkan titik terang,” terangnya kepada Bisnis, Jumat (22/2).

Untuk pekan depan, Venny menilai laju IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan utang (loan growth) dari perbankan, pergerakan nilai tukar dan harga komoditas, serta rilis laporan keuangan dari emiten. Dari eksternal, sentimen harapan berakhirnya perang dagang AS-China dan pergerakan bursa di kawasan Asia juga patut dicermati.

Dengan demikian, secara teknikal, MNC Sekuritas memperkirakan IHSG dapat menguat pada pekan depan di rentang 6.430-6.580.

“Mudah-mudahan data loan growth dan kinerja emiten sesuai ekspektasi pasar,” imbuhnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper