Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi Lemah, Wall Street Akhiri Reli

Wall Street tertekan data ekonomi yang lemah dipicu penurunan saham kesehatan
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat tertekan data ekonomi yang lemah pada perdagangan Kamis (21/2/2019). Penurunan saham kesehatan juga turut menambah momentum bearish yang mengakhiri reli tiga hari indeks S&P 500.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 103,81 poin atau 0,4% ke level 25.850,63, sedangkan indeks Standard &Poor’s 500 kehilangan 9,82 poin atau 0,35% ke level 2.774,88 dan Nasdaq Composite turun 29,36 poin atau 0,39 ke 7.459,71.

Dilansir dari Reuters, Departemen Perdagangan mengatakan pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan AS secara tak terduga turun pada bulan Desember, yang menunjukkan perlambatan lebih lanjut dalam pengeluaran peralatan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Data terpisah menunjukkan untuk aktivitas bisnis AS di Atlantik Tengah menurun pada Februari ke level terlemah sejak Mei 2016, sementara laporan lain menunjukkan penjualan rumah AS turun bulan lalu ke level terendah sejak November 2015.

Manajer portofolio Kingsview Asset Management, Paul Nolte mengatakan pasar saham telah mengalami reli yang luar biasa, dan saat ini ada data yang lemah sehingga investor melakukan profit taking.

“Namun, saya sedikit terkejut dengan lemahnya data ekonomi. Beberapa di antaranya terkait cuaca dan beberapa terkait perdagangan, jadi sulit untuk mendapatkan sentimen yang baik," ungkapnya, seperti dikutip Reuters..

Penguatan baru-baru ini telah didorong oleh harapan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-China dan sinyal dovish dari Federal Reserve. Meskipun melemah pada hari Kamis, indeks S&P 500 masih berada pada kisaran level tertinggi dua bulan dan naik sekitar 18% dari level terendahnya pada akhir Desember.

Amerika Serikat dan China telah mulai menguraikan komitmen pada masalah-masalah paling sulit dalam perselisihan perdagangan keduanya, menandai kemajuan paling signifikan dalam upaya mengakhiri perang  perdagangan. Kedua belah pihak berusaha mencapai kesepakatan sebelum 1 Maret.

Perlambatan tajam dalam pertumbuhan global, terutama di Cina dan Eropa, bersama dengan memudarnya stimulus fiskal dan ketegangan perdagangan telah memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi.

Model perkiraan GDPNow Atlanta Federal Reserve sekarang menunjukkan ekonomi AS kemungkinan berkembang pada tingkat tahunan 1,4% pada kuartal keempat.

Indeks kesehatan S&P turun 0,9%, terbebani oleh penurunan 0,7% saham Johnson & Johnson. Raksasa kesehatan ini mengatakan mereka menerima panggilan pengadilan dari regulator AS terkait litigasi yang melibatkan dugaan kontaminasi asbes di lini produk bedak bayi perusahaan.

Sementara itu, saham Domino Pizza anjlok 9,1% setelah mentatat penjualan di toko yang sama pada kuartal keempat di bawah ekspektasi analis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper