Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Euro Memudar Jelang Rapat ECB, Dolar AS Lebih Stabil

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak lebih stabil pada perdagangan pagi ini, Selasa (19/2/2019), seiring memudarnya penguatan mata uang euro saat fokus pasar kembali tertuju pada kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak lebih stabil pada perdagangan pagi ini, Selasa (19/2/2019), seiring memudarnya penguatan mata uang euro saat fokus pasar kembali tertuju pada kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia turun tipis 0,04% atau 0,038 poin ke level 96,866 pada pukul 10.13 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka terkoreksi 0,09% atau 0,084 poin di level 96,820, setelah hanya berakhir flat di level 96,904 pada perdagangan Senin (18/2).

Sepanjang perdagangan hari ini, indeks dolar bergerak di kisaran 96,884 – 96,820.

Sementara itu, nilai tukar euro, yang memiliki sekitar 58% bobot pada indeks tersebut, terpantau turun 0,09% ke US$1,1301 pada pukul 10.23 WIB, tergelincir dari penguatannya di level 1,1311 yang mampu dibukukan pada akhir perdagangan Senin (18/2).

Penguatan euro sebelumnya didukung oleh sentimen investor yang membaik karena ekspektasi meredanya konflik perdagangan AS-China setelah kedua belah pihak melaporkan adanya kemajuan dalam perundingan perdagangan mereka pekan lalu di Beijing.

Kendati demikian, dolar AS, mata uang paling likuid di dunia, cenderung berkinerja baik selama serangkaian kegelisahan investor.

“Penguatan terbaru euro tidak didasarkan pada insentif positif tertentu untuk mata uang tersebut dan pasar kemungkinan akan kembali memperhitungkan potensi negatifnya. Euro akan tetap pada pijakan yang goyah,” kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities.

“Masih ada sedikit pergerakan sebelum potensi negatif menghampiri euro menjelang pertemuan ECB pada 7 Maret,” tambahnya, sebagaimana dilansir Reuters.

Para pembuat kebijakan ECB dijadwalkan akan menggelar pertemuan pada 7 Maret. Dalam pertemuan mendatang, ECB diperkirakan akan memangkas proyeksi pertumbuhan dan inflasi karena perlambatan yang dialami zona euro.

Imbal hasil obligasi zona euro, terutama obligasi Jerman, telah menurun di tengah prospek ekonomi Eropa yang suram dan membebani mata uang euro.

Di sisi lain, perubahan sikap bank sentral AS Federal Reserve baru-baru ini menjadi dovish diperkirakan akan memengaruhi kebijakan moneter ECB.

“Jika The Fed menurunkan suku bunga, wajar untuk mengasumsikan bahwa ECB akan mengikutinya. Imbal hasil obligasi Jerman bertenor 10 tahun kemungkinan akan menjadi negatif jika ekspektasi untuk penurunan suku bunga oleh ECB meningkat,” jelas Makoto Noji , kepala mata uang dan pakar strategi obligasi luar negeri di SMBC Nikko Securities.

Posisi indeks dolar AS                                                        

19/2/2019

(Pk. 10.13 WIB)

96,866

(-0,04%

18/2/2019

96,904

(0%)

15/2/2019

96,904

(-0,08%)

14/2/2019

96,978

(-0,16%)

13/2/2019

97,129

(+0,43%)

Sumber: Bloomberg

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper