Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Kembali Menguat, Terkuat di Asia

Mata uang Garuda berhasil berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat, bahkan menjadi mata uang yang terkuat di klasemen Asia. 
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang Garuda berhasil berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat, bahkan menjadi mata uang yang terkuat di klasemen Asia. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (18/2/2019) pukul 10.09 WIB, rupiah bergerak menguat 0,454% atau naik 64 poin menjadi Rp14.090 per dolar AS. 

Rupiah kembali di zona hijau setelah pada pekan lalu menunjukkan rapor kinerja yang buruk, terlemah di Asia. Pada perdagangan pekan lalu, rupiah terkoreksi 1,406% sepanjang pekan dan ditutup pada level Rp14.154 per dolar AS.

Penguatan rupiah terjadi di saat dolar AS tengah melemah akibat perkembangan perundingan perdagangan antara AS dan China. Hal tersebut mengakibatkan investor mulai bergerak menuju investasi aset yang lebih berisiko.

Chief Market Strategist CMC Markets Michael McCarthy mengatakan bahwa, baik Amerika Serikat dan China melaporkan kemajuan dalam negosiasi yang berlangsung selama 5 hari di Beijing pada pekan lalu. Walaupun demikian, AS mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memaksa perubahan dalam perilaku perdagangan Tiongkok, termasuk terkait dengan kebijakan hak kekayaan intelektual oleh China.

“Perundingan perdagangan akan menjadi fokus besar bagi pasar, dengan pertemuan saat ini dilaksanakan di Washington, kita bisa mendapatkan lebih banyak aliran berita terkait perundingan tersebut," ujar Michael seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/2/2019).

 Adapun, negosiasi perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut akan berlanjut pada pekan depan di Washington seiring dengan banyak investor yang berharap kedua negara tersebut dapat mengakhiri perang dagang yang telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

 Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang major bergerak negatif, melemah 0,17% pada level 96,7350.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper