Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yen Melemah, Bursa Saham Jepang Rebound

Dua indeks saham utama di Jepang kompak rebound dan berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Senin (18/2/2019), didorong pelemahan mata uang yen yang mendongkrak prospek laba eksportir.
BUrsa saham Jepang/Ilustrasi
BUrsa saham Jepang/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Dua indeks saham utama di Jepang kompak rebound dan berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Senin (18/2/2019), didorong pelemahan mata uang yen yang mendongkrak prospek laba eksportir.

Indeks Topix ditutup menguat 1,56% atau 24,67 poin di posisi 1.601,96 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (15/2), Topix berakhir melemah 0,79% atau 12,52 poin di level 1.577,29.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2125 saham pada indeks Topix, 1.906 saham di antaranya menguat, 178 saham melemah, dan 41 saham stagnan.

Saham Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitomo Mitsui Financial Group yang masing-masing naik 2,33% dan 2,49% menjadi pendorong utama penguatan Topix hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir memguat 1,82% atau 381,22 poin di level 21.281,85, setelah ditutup melemah 1,13% atau 239,08 poin di level 20.900,63 pada perdagangan kemarin.

Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 213 saham menguat, 9 saham melemah, dan 3 saham stagnan. Saham Fast Retailing Co. Ltd. (+3,90%) dan FANUC Corp. +2.97%) menjadi pendorong utamanya.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau melemah 0,08 poin atau 0,07% ke level 110,55 yen per dolar AS pukul 14.39 WIB, setelah berakhir menguat tipis 0,01% atau 0,01 poin di posisi 110,47 pada Jumat (15/2).

Nilai tukar yen melemah terhadap sejumlah mata uang utama saat optimisme seputar perundingan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China mengurangi permintaan untuk aset safe haven.

Sebaliknya, aset-aset berisiko menguat setelah Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan kemarin menyatakan adanya progres besar menuju kesepakatan perdagangan dengan China. Pasar selanjutnya menantikan rilis risalah rapat Federal Reserve (FOMC) AS pekan ini.

“Progres dalam perundingan AS-China dan penghindaran penutupan layanan pemerintah (government shutdown) lebih lanjut membantu menjaga sentimen positif aset berisiko,” kata Shinsuke Kajita, kepala strategi di Resona Holdings Inc., Tokyo.

“Ketika hal ini melemahkan yen, risalah rapat FOMC cenderung mengkonfirmasikan bahwa The Fed akan mengambil sikap wait and see [soal kenaikan suku bunga] pada Maret. Karenanya ini membebani dolar AS,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper