Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPP Bidik Sejumlah Proyek Perkeretaapian

PTPP tengah membidik sejumlah paket tender dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU pada 2019, salah satunya proyek perkeretaapian.
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan hunian bertingkat PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta, Senin (29/5)./JIBI-Dwi Prasetya
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan hunian bertingkat PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta, Senin (29/5)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA— PT PP (Persero) Tbk. tengah membidik sejumlah paket tender dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU pada 2019, salah satunya proyek perkeretaapian.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPP, M. Aprindy mengungkapkan terdapat beberapa paket tender kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) terkait perkeretapian yang bakal diikuti pada 2019. Alokasi investasi untuk proyek-proyek tersebut direncanakan untuk periode tahun depan. “Rencananya ada empat paket tender KPBU [perkeretapian] yang akan diikuti,” ujarnya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.

Beberapa waktu lalu, emiten berkode saham PTPP itu melaporkan pembentukan usaha patungan atau joint venture (JV). Perseroan bersama PT Bumi Karsa,  PT China Communications Construction Engineering Indonesia, dan PT Iroda Mitra telah melakukan penyertaan saham dalam suatu perusahaan patungan bernama PT Celebes Railway Indonesia.

Aprindy mengatakan konsorsium tersebut akan menggarap proyek perkeretapian umum Makassar-Parepare. Selain PTPP, konsorsium akan beranggotakan tiga perusahaan lainnya dengan porsi kepemilikan saham Bumi Karsa 22,5%, China Communications Construction Engineering Indonesia 22,5%, dan Iroda Mitra 10%.

Adapun, modal dasar usaha patungan senilai Rp200 miliar dan modal yang telah ditempatkan dan disetor senilai Rp50 miliar. PTPP mengempit kepemilikan 45% saham dari modal ditempatkan dan modal disetor atau setara dengan Rp22,5 miliar. “Nilai investasi Makassar Pare-Pare Rp1,005 triliun,” ujarnya.

Untuk pendanaan proyek, Aprindy menyebut sebesar 30% akan dipenuhi dari ekuitas para pemegang saham. Sisanya atau sebesar 70% akan dipenuhi melalui pinjaman.

“Skema dari proyek ini kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Konsesi yang dimiliki selama 18,5 tahun dengan konsep design-built-finance-operate-maintain and transfer (DBFOMT),” paparnya.

Aprindy menjelaskan bahwa terdapat beberapa keuntungan yang didapatkan perseroan dari investasi proyek perkeretapian. Salah satu keuntungan awal yakni pekerjaan konstruksi akan menjadi feeding perseroan yang dapat menambah revenue dan laba di mid stream atau lini usaha konstruksi serta down stream atau anak usaha lainnya.

Selanjutnya, konsorsium akan mengembangkan dan mengoperasikan prasarana rail way yang bakal menjadi fix revenue dari availability payment (AP) sebagai recurring income selama masa konsesi. Risiko pengembalian investasi yang dimiliki minimal atau terukur.

Selain itu, sambungnya, perseroan bersama konsorsium mempunyai potensi untuk mengembangkan bisnis lain seperti properti dan kawasan industri. Proyek tersebut berpeluang hadir di sepanjang trase rail way yang dapat menjadi upside value atas dibukanya jalur tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper