Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Lemah Imbas Penguatan Dolar AS

Rupiah melemah seiring dengan berlanjutnya reli penguatan dolar Amerika Serikat akibat data CPI yang memungkinkan inflasi negeri paman sam meningkat dan Bank Sentral akhirnya akan mengetatkan kebijakan moneternya.
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah melemah seiring dengan berlanjutnya reli penguatan dolar Amerika Serikat akibat data CPI yang memungkinkan inflasi negeri paman sam meningkat dan Bank Sentral akhirnya akan mengetatkan kebijakan moneternya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis, 14/2/2019 pukul 8.59 WIB, mata uang garuda bergerak negatif, melemah 0,241% atau turun 34 poin menjadi Rp14.093 per dolar AS.

Sementara indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback dihadapan sejumlah mata uang mayor menguat tipis 0,04% naik 0,036 poin menjadi 97,165.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) tidak menunjukan perubahan selama tiga bulan berturut-turut hingga Januari 2019.

Hal tersebut dikarenakan tertahan oleh harga bensin yang lebih murah. CPI AS naik 0,2% dengan margin yang sama untuk bulan kelima berturut-turut, walau indeks tersebut tidak termasuk komponen naik turunnya harga makanan dan energi.

Sementara itu, dalam periode 12 bulan terakhir, CPI telah naik 2,2%  pada awal bulan ketiga berturut-turut. Data tersebut akan menjadi bukti inflasi AS akan meningkat dengan harapan pasar bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneter sehingga mendorong naik dolar AS.

Adapun, dolar AS sempat jatuh pada Selasa (12/2/2019) karena kecenderungan investor menaruh uang dalam aset berisiko seiring dengan meningkatnya harapan kesepakatan baru dalam pembicaraan perdagangan AS-China.

Walaupun demikian Kepala Strategi Valuta Asing TD Securities Amerika Utara Mark McCormick mengatakan bahwa selera risiko oleh investor kembali meningkat pada Rabu (13/2/2019), tercermin dari kenaikan indeks S&P 500 dan Dow Jones Indutrial Average dan kembali menguat hari ini akibat kemungkinan meningkatnya inflasi AS dan menjaga posisi dolar Safe haven tetap.

"Namun, saya tidak berpikir orang benar-benar tahu apa yang harus dilakukan dengan dolar AS. Saya melihat dolar AS tidak banyak memiliki keyakinan," ujar Mark seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/2/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper