Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Dirut Digeledah KPK, Saham Jasa Marga (JSMR) Awali Perdagangan di Zona Merah

Pergerakan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. terjun ke zona merah pada pembukaan perdagangan, Rabu (13/2/2019).
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Jasa Marga di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Jasa Marga di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com,JAKARTA— Pergerakan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. terjun ke zona merah pada pembukaan perdagangan, Rabu (13/2/2019).

Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Selasa (12/2/2019). Hal itu terkait kasus suap subkontraktor fiktif untuk proyek yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Desi tercatat pernah menjabat sebagai Direktur Operasi I Waskita karya periode 2013—2016. Sebelumnya, dia juga menduduki posisi Direktur Operasi II Waskita Karya periode 2011—2012.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com melalui Bloomberg, harga saham emiten bersandi JSMR itu langsung meninggalkan level Rp5.025 alias mengalami koreksi pada pembukaan perdagangan, Rabu (13/2/2019). Saham perseroan jalan tol pelat merah itu terkoreksi 65 poin atau 1,29% ke level Rp4.960.

Dalam sepekan terakhir, pergerakan saham JSMR tercatat mengalami koreksi 2,27%. Akan tetapi, laju saham perseroan masih positif 15,89% untuk periode berjalan 2019.

Saat ini, saham JSMR diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 15,23 kali. Total kapitalisasi pasar perseroan senilai Rp35,93 triliun.

Kendati demikian, dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg beberapa waktu lalu, Analis Ciptadana Sekuritas Fahressi Fahalmesta menuliskan bahwa JSMR akan menikmati pertumbuhan pendapatan melalui kehadiran Trans-Jawa. Sebagai contoh, pertumbuhan pendapatan di ruas Surabaya-Mojokerto yang menapai 55,7% secara semesteran pada semester II/2017 dan 50,4% secara tahunan menjadi Rp532 miliar pada semester II/2017.

Dia menilai JSMR tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pembiayaan konservatif untuk memperluas jalan tol. Pasalnya, perseroan telah menempuh berbagai opsi pendanaan seperti project bond dan komodo bond.

Untuk saham JSMR, Fahressi mengulangi rekomendasi beli. Target harga jangka panjang berada di level Rp6.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper