Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Big Caps Dibuka Beragam, Hanya TLKM Tertahan di Zona Merah

Sepuluh emiten berkapitalisasi pasar terbesar (big caps) dibuka beragam pada awal perdagangan hari ini, Selasa (12/2/2019).
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Sepuluh emiten berkapitalisasi pasar terbesar (big caps) dibuka beragam pada awal perdagangan hari ini, Selasa (12/2/2019).

Sejumlah empat saham dibuka di zona hijau, yaitu BBCA (Rp27.650), BBRI (Rp3.900), UNVR (Rp48.900), dan BMRI (Rp7.675). Hanya TLKM yang muncul dan bertahan di zona merah dengan harga pembukaan Rp3.900.

Sisanya dibuka flat, yaitu HMSP (Rp3.700), ASII (Rp8.000), BBNI (Rp9.050), GGRM (Rp81.000), dan CPIN (Rp7.400).

Sebelumnya, Bisnis memberitakan 10 emiten big caps tersebut dapat membukukan pertumbuhan laba di atas 10% di sepanjang tahun ini ditopang oleh solidnya kondisi fundamental. 

Berdasarkan data Bloomberg, total kapitalisasi pasar kesepuluh emiten terbesar tersebut mencapai Rp3.490 triliun, atau 47% dari total kapitalisasi seluruh pasar yang sebesar Rp7.380 triliun.

Konsensus analis Bloomberg memberikan proyeksi pertumbuhan pendapatan tertinggi di antara kesepuluh emiten tersebut tahun 2019 akan dibukukan oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yakni mencapai 13,06% year on year/yoy. Dari sisi laba bersih, BBCA berada di urutan kedua dengan perkiraan 14,4% yoy.

Sementara itu, pertumbuhan laba tertinggi diperkirakan akan dibukukan oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), yakni mencapai 17% yoy. Sementara itu, pendapatan GGRM diestimasikan sebesar 8,80% yoy.

Di antara kesepuluh emiten, proyeksi pertumbuhan pendapatan terendah diperkirakan akan dibukukan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), yakni 6,59% yoy, tetapi labanya diperkirakan akan mampu tumbuh mencapai 13,12%.

Sementara itu, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) tercatat menjadi emiten yang diproyeksikan akan membukukan peningkatan pendapatan dan laba yang sama-sama rendah, masing-masing 6,74% dan 6,78%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper