Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Diburu, Rupiah Kembali Jebol Level 14.000

Rupiah dan mayoritas mata uang di Asia tak mampu membendung berlanjutnya penguatan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (11/2/2019).
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah dan mayoritas mata uang di Asia tak mampu membendung berlanjutnya penguatan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (11/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 79 poin atau 0,57% di level Rp14.034 per dolar AS, dari level penutupan perdagangan sebelumnya. 

Pada perdagangan Jumat (8/2), rupiah mampu melawan tekanan dolar AS dan mengakhiri pergerakannya dengan apresiasi 18 poin atau 0,13% di level Rp13.955 per dolar AS, kenaikan hari ketujuh beruntun.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai tergelincir ketika dibuka terdepresiasi 33 poin atau 0,24% di level Rp13.988 per dolar AS pagi tadi. 

Rupiah kembali ditutup di kisaran level Rp14.000 per dolar AS, level penutupan terlemah dalam sepekan terakhir.Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level Rp13.985 – Rp14.048 per dolar AS.

Dilansir dari Bloomberg, pelemahan rupiah di antaranya terbebani defisit transaksi berjalan yang melebar pada kuartal IV/2018.

Defisit transaksi berjalan Indonesia tercatat mencapai US$9,1 miliar pada kuartal IV/2018, atau melebar hingga 3,57% terhadap PDB. Defisit ini jauh lebih tinggi dari defisit pada kuartal III/2018 yang sebesar US$8,6 miliar. 

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,196 poin atau 0,20% ke level 96,833 pada pukul 17.19 WIB.

Pergerakan indeks sebelumnya dibuka naik tipis 0,026 poin atau 0,03% di level 96,663, setelah pada perdagangan Jumat (8/2) berakhir menguat 0,13% atau 0,130 poin di posisi 96,637.

Penguatan dolar AS masih didukung oleh berkembangnya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan AS-China dan pertumbuhan global yang mendorong investor memburu aset safe-haven.

"Pembicaraan AS-China adalah fokus utama pekan ini dan penguatan dolar merupakan indikasi sentimen pasar yang berhati-hati karena greenback menjadi aset safe haven," kata Nick Twidale, chief operating officer di Rakuten Securities Australia, seperti dikutip Reuters.

Para perunding AS pekan ini akan mendesak China untuk mereformasi perlakuan terhadap hak kekayaan intelektual perusahaan AS demi mencapai kesepakatan perdagangan yang dapat mencegah kenaikan tarif pada barang impor China.

Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah menjadi pendorong utama sentimen investor global selama setahun terakhir.

Kepercayaan pasar terpukul pekan lalu ketika Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak berencana untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret yang ditetapkan untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

Trump telah berjanji untuk meningkatkan tarif menjadi 25% dari 10% terhadap impor barang bernilai US$200 miliar asal China jika kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan.

Nilai tukar mata uang yuan onshore China pun mencatatkan pelemahan tertajam sebesar 0,67% terhadap dolar AS pada pukul 17.29 WIB. Mata uang lain yang juga membukukan pelemahan terbesar adalah yen Jepang yang terdepresiasi 0,46%.

“Mata uang Asia pada umumnya melemah karena ketidakpastian mengenai apakah kesepakatan perdagangan AS-China dapat tercapai sebelum batas waktu 1 Maret,” ujar Khoon Goh, kepala riset di Australia & New Zealand Banking Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper