Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Tergelincir Gara-Gara Rencana Pertemuan Trump-Jinping Tak Jelas

Kecemasan pasar terhadap perlambatan ekonomi global membuat harga minyak global tergelincir, pada Jumat (8/2/2018). Kali ini dipicu oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang enggan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai./Bloomberg-Angel Navarrete
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai./Bloomberg-Angel Navarrete

Bisnis.com, JAKARTA – Kecemasan pasar terhadap perlambatan ekonomi global membuat harga minyak global tergelincir, pada Jumat (8/2/2018). Kali ini dipicu oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang enggan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

Artinya, harapan kedua negara yang tengah perang dagang itu bakal akur masih jauh. Hal ini pun menjadi sentimen negatif bagi pasar.

Pada Kamis (7/2), Trump mengatakan, dia enggan bertemu dengan Xi sebelum tenggat batas waktu kesepakatan dagang 1 Maret  mendatang.  Trump pun menjawab emoh dan menggelengkan kepala ketika wartawan di Gedung Putih menanyakan kesediaannya bertemu dengan Xi pada bulan ini.

“Tidak mungkin [bertemu]. [Namun] mungkin [bertemu nanti],” katanya dilansir dari Bloomberg, Jumat (8/2/2019).

Pernyataan Trump ini bertolak belakang dengan ucapannya pada bulan lalu. Waktu itu pemilik nama lengkap Donald John Trump ini menuturkan kepada para pewarta, dia berencana menemui Presiden China tersebut pada penghujung Februari. “Peluang bagus [untuk mencapai kesepakatan],” katanya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (8/2), pukul 15:00 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate kontrak pengiriman Maret 2019 terjun 0,78% atau 0,41 poin menjadi US$52,23 per barel. Kemudian, harga minyak Brent juga melorot 0,55% atau 0,34 poin menjadi US$61,29 poin.

Apabila tidak ada kesepakatan antara dua raksaka ekonomi di dunia, Trump telah mengancam untuk menaikkan tarif untuk barang impor China. Sementara, putaran pembicaraan lain dijadwalkan untuk minggu depan di Beijing.

Edward Moya, analis pasar di pialang berjangka OANDA mengatakan, harga minyak mentah kembali ke posisi terendah dalam sepekan terakhir, karena prospek pertumbuhan yang lebih lambat. Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (8/2/2019).

Kekhawatiran pasar kian bertambah, usai Komisi Eropa mengumumkan untuk memotong tajam perkiraan pertumbuhan ekonomi zona Benua Biru tersebut, Kamis (7/2). Alasannya karena ketegangan perdagangan global dan berbagai tantangan domestik.

Komisi mengatakan, pertumbuhan zona Eropa tahun ini akan melambat menjadi 1,3 % dari sebesar 1,9% pada 2018, sebelum rebound pada 2020 menjadi 1,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper