Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Melorot, Harga Batu Bara Newcastle Rebound

Harga batu bara di bursa ICE Newcastle berhasil rebound dan berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa (5/2/2019).
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa ICE Newcastle berhasil rebound dan berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa (5/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Februari 2019 naik 0,10 poin atau 0,10% dan ditutup di level US$98,30 per metrik ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (4/2), harga batu bara kontrak Februari berakhir turun 0,15 poin atau 0,15% di level US$98,20 per metrik ton.

Sebaliknya, harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Juni 2019 melanjutkan pelemahannya dengan ditutup merosot 1,89% atau 1,50 poin di posisi 78,05 pada Selasa (5/2).

Dilansir dari Bloomberg, harga batu bara di Eropa melemah karena libur Tahun Baru di China dan cuaca yang lebih hangat dari biasanya menggerus permintaan komoditas ini.

Kontrak berjangka batu bara thermal di China tidak diperdagangkan sepanjang pekan ini bersama pasar keuangan Negeri Tirai Bambu untuk merayakan Tahun Baru China.

Sementara itu, harga minyak mentah melemah pada perdagangan kemarin akibat terbebani data pesanan sektor jasa yang memicu kekhawatiran pelaku pasar.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 1,7% atau 0,90 poin di level US$53,66 per barel di New York Mercantile Exchange. Adapun minyak Brent kontrak April berakhir turun 0,53 poin di level US$61,98 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, indeks permintaan industri jasa AS mencapai level terendahnya dalam satu tahun pada Januari, menyusul data pada Senin yang menunjukkan penurunan tak terduga dalam aktivitas manufaktur.

Harga minyak mempertahankan penurunan setelah American Petroleum Institute mencatat persediaan minyak mentah tumbuh 2,51 juta barel pekan lalu. Statistik resmi  dari Energy Information Administration akan dirilis pada Rabu, dengan survei Bloomberg terhadap pada analis memperkirakan kenaikan 1,85 juta barel.

Kenaikan tersebut berbanding terbalik dengan upaya Rusia membatasi produksi sebesar 47.000 barel per hari bulan lalu dari level Oktober, di tengah upaya penerapan pemotongan yang dijanjikan meningkatkan harga.

Di sisi lain, hasil yang tidak pasti dari perselisihan kepemimpinan di Venezuela yang kaya minyak juga memberikan ketidakpastian pada pasar.

"Orang-orang perlahan-lahan mulai gelisah tentang ekonomi. Semua orang khawatir bahwa harga akan lebih rendah dari tahun lalu," kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy and Economic Research, seperti dikutip Bloomberg.

Pergerakan harga batu bara kontrak Februari 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

5 Februari

98,30

(+0,10%)

4 Februari

98,20

(-0,15%)

1 Februari

98,35

(-0,66%)

31 Januari

99,00

(-0,30%)

30 Januari

99,30

(+0,10%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper