Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Sektor Jasa AS Picu Kekhawatiran, Minyak Mentah Melemah

Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Selasa (5/2/2019) karena pesanan sektor jasa memicu kekhawatiran pelaku pasar.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Selasa (5/2/2019) karena pesanan sektor jasa memicu kekhawatiran pelaku pasar.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 1,7% atau 0,90 poin ke level US$53,66 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent kontrak April tergelincir 0,53 poin ke level US$61,98 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global lebih tinggi US$7,98 untuk WTI kontrak bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, indeks permintaan industri jasa AS mencapai level terendah satu tahun pada Januari, menyusul data pada Senin yang menunjukkan penurunan tak terduga dalam aktivitas manufaktur.

Harga minyak mempertahankan penurunan setelah American Petroleum Institute mencatat persediaan minyak mentah tumbuh 2,51 juta barel pekan lalu. Statistik resmi  dari Energy Information Administration akan dirilis pada Rabu, dengan survei Bloomberg terhadap pada analis memperkirakan kenaikan 1,85 juta barel.

Kenaikan tersebut berbanding terbalik dengan upaya Rusia membatasi produksi sebesar 47.000 barel per hari bulan lalu dari level Oktober, di tengah upaya penerapan pemotongan yang dijanjikan meningkatkan harga.

Di sisi lain, hasil yang tidak pasti dari perselisihan kepemimpinan di Venezuela yang kaya minyak juga memberikan ketidakpastian pada pasar.

"Orang-orang perlahan-lahan mulai gelisah tentang ekonomi. Smeua orang khawatir bahwa harga akan lebih rendah dari tahun lalu," kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy and Economic Research, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak mentah telah menguat sekitar 20% tahun ini karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan negara lainnya memangkas volume paling banyak dalam dua tahun terakhir.

Sementara itu, data rig minyak AS mengisyaratkan pengeboran minyak shale melambat meskipun adanya rekor output dari negara ini. Tetap saja, kekhawatiran tentang ekonomi global dan permintaan minyak masih ada.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia sepenuhnya mematuhi kewajiban dan secara bertahap akan memangkas produksi pada Mei, lebih lambat dari janji sebelumnya untuk mencapai pengurangan yang dijanjikan pada kuartal pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper