Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kata Pakar Feng Shui: Trader Saham Jangka Pendek Lebih Untung di Tahun Babi Tanah

Pakar Feng Shui menilai elemen kayu di tahun babi tanah akan membawa keuntungan bagi investor saham jangka pendek (trader).
Chief Business Officer PT Rivan Financindo Berjangka (RFB) Teddy Prasetya (tengah) berbincang dengan Pakar Fengsui Mas Dian MRE  (dari kiri), Dirut PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dan Dirut PT Kliring Berjangka Indonesia Indonesia Fajar Wibhiyadi di sela-sela Investment Outlook dengan tema Kemilau Harga Emas di Tahun Babi 2019, di Jakarta, Jumat (25/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Chief Business Officer PT Rivan Financindo Berjangka (RFB) Teddy Prasetya (tengah) berbincang dengan Pakar Fengsui Mas Dian MRE (dari kiri), Dirut PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dan Dirut PT Kliring Berjangka Indonesia Indonesia Fajar Wibhiyadi di sela-sela Investment Outlook dengan tema Kemilau Harga Emas di Tahun Babi 2019, di Jakarta, Jumat (25/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Pakar Feng Shui menilai elemen kayu di tahun babi tanah akan membawa keuntungan bagi investor saham jangka pendek (trader).

Konsultan Feng Shui Dian Setyawan yang akrab disapa Mas Dian menuturkan, perdagangan berjangka pendek memiliki elemen air. Adapun, elemen air tidak akan terlalu merusak elemen kayu pada Imlek 2570 ini.

“Perdagangan jangka pendek itu elemennya air. Air kepada kayu itu akan menghidupi tapi tidak terlalu merusak kayu,” tuturnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Dia memaparkan, dengan fluktuasi harga saham dalam jangka pendek, trader dapat mengambil untung. Di sisi lain, investor yang memilih berdagang dalam jangka panjang diperkirakan bakal mengadapi sedikit rintangan dan bahkan bergerak sedikit stagnan.

Adapun elemen untuk investor jangka panjang dijelaskan Mas Dian sebagai logam yang dapat mengalahkan kayu. Namun, kemenangan elemen logam atas kayu juga ditinjau lagi dari kekuatan yang dimiliki logam.

“Kalau logamnya lemah, kan ada gergaji yang terbuat dari logam tipis, itu tetap lemah pada tahun ini,” imbuhnya.

Mas Dian menilai, investor yang handal akan dapat menemukan keuntungan dan memiliki prospek yang bagus pada tahun babi tanah. Akan tetapi, hal itu baru tercapai jika diiringi oleh perjuangan dan ketelitian yang cukup tinggi pula dalam berinvestasi.

Adapun, produk saham dari sektor pertambangan (batu bara) dan properti dinilai masih kurang baik pada tahun ini.

“Kita lihat sebenarnya properti cukup berat dalam 5 tahun ini, tapi 2016 dan 2017 mulai tertolong. 2018 terpuruk dan baru 2020 nanti properti mulai bangkit,” tutur Dian.

Sementara itu, sektor perkebunan (kelapa sawit), kertas, dan minyak-gas (migas) dinilai cukup baik dan tidak ada masalah. Padahal, bagi ahli Feng Shui yang menilai pada tahun ini merupakan tahun babi tanah, sektor kelapa sawit diperkirakan sedikit tertekan.

Selanjutnya, Dian mengungkapkan strategi untuk bermain di pasar modal pada tahun ini dapat dipelajari sesuai dengan karakter manusia pada tahun babi tanah.

Dari sisi positif, pada tahun babi kayu dianjurkan untuk selalu bersikap optimistis dalam keadaan apapun. Selain itu, manusia juga dituntut untuk selalu berbuat baik, dermawan, dan berjiwa populer.

Dari sisi negatif, pada tahun ini akan banyak ditemui orang yang gagal karena pesimis, naif, dan tebal muka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fahmi Achmad
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper