Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WTI Tembus US$54, Harga Batu Bara Reli

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif April 2019 ditutup menguat 0,15 poin atau 0,15% ke level US$100,20 per metrik ton.
Karyawan beraktivvitas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivvitas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melanjutkan penguatannya ke zona hijau pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (30/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif April 2019 ditutup menguat 0,15 poin atau 0,15% ke level US$100,20 per metrik ton.

Batu bara melanjutkan penguatannya setelah ditutup rebound 0,05 poin atau 0,05% di level US$100,05 per metrik ton pada perdagangan Selasa (29/1).

Sementara itu, harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Januari 2020 juga ditutup menguat 0,75% atau 0,65 poin di posisi 87,25 kemarin, setelah ditutup rebound 0,58% atau 0,5 poin ke level US$86,60 per metrik ton pada perdagangan Selasa.

Sejalan dengan harga batu bara, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) menguat menembus level US$54 per barel pada akhir perdagangan Rabu, didorong penurunan tajam dalam impor minyak Arab Saudi ke Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2019 ditutup menguat 92 sen di level US$54,23 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertingginya sejak 21 November.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2019 berakhir menguat 33 sen di level US$61,65 per barel di ICE Futures Europe exchange London. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$7,42 terhadap WTI.

Impor minyak mentah dari Arab Saudi dilaporkan turun lebih dari separuh jumlah impor pekan sebelumnya menjadi 442.000 barel per hari.

Penurunan pengiriman dari Arab Saudi memberi beberapa bukti nyata bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia, dan produsen besar lainnya membawa dampak dengan kesepakatan yang mereka buat tahun lalu untuk mengurangi kelebihan suplai minyak dari pasar global.

Harga minyak sudah menguat pada Rabu didorong pergolakan politik yang berdampak pada ekspor minyak mentah dari Venezuela serta laporan kinerja dari Apple Inc. dan Boeing Co. yang mengikis kekhawatiran investor tentang ekonomi global.

Pada saat yang sama, badan energi AS Energy Information Administration (EIA) menyatakan stok minyak mentah domestik meningkat sekitar 920.000 barel pekan lalu, lebih rendah dari perkiraan banyak analis.

“Ada banyak kabar baik di sini. OPEC menegaskan sikapnya dengan ekspor minyak yang lebih rendah ke AS,” kata Rob Thummel, managing director di Tortoise, seperti dilansir Bloomberg.

 

Pergerakan harga batu bara kontrak April 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

30 Januari

100,20

(+0,15%)

29 Januari

100,05

(+0,05%)

28 Januari

100

(-0,65%)

25 Januari

100,65

(+0,25%)

24 Januari

100,40

(-0,89%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper