Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tengah menawarkan obligasi dengan target nominal Rp2 triliun.
Berdasarkan keterangan Indo Premier Sekuritas, instrumen ini bernama Obligasi Berkelanjutan III PLN Tahap III Tahun 2019.
Masa penawaran awal atau bookbuilding instrumen ini sudah berakhir pada Senin (21/1/2019) pekan lalu.
Selanjutnya, masa penawaran umum akan digelar pada 12-14 Februari 2019 mendatang.
PLN menerbitkan 6 seri instrumen dalam penawaran umum kali ini, masing-masing bertenor 3 tahun (Seri A), 5 tahun (Seri B), 7 tahun (Seri C), 10 tahun (Seri D), 15 tahun (Seri E) dan 20 tahun (Seri F).
Bersama dengan itu, PLN juga menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III PLN Tahap III Tahun 2019, dengan nominal Rp600 miliar.
Baca Juga
Insturmen ini juga diterbikan dalam 6 seri dengan tenor sama seperti pada obligasinya.
Kedua surat utang ini memiliki peringkat idAAA dan idAAA(sy) dari Pefindo dan diterbikan tanpa jaminan khusus. Harga penawarannya yakni 100% dari nilai obligasi.
Kupon untuk masing-masing seri pada keduanya yakni :
Seri A: 8,10% – 9,25% per tahun
Seri B: 8,15% – 9,50% per tahun
Seri C: 8,25% – 9,70% per tahun
Seri D: 8,40% – 9,95% per tahun
Seri E: 8,60% – 10,20% per tahun
Seri F: 9,00% – 10,45% per tahun
Tujuan diterbitkannya instrumen ini yakni untuk kegiatan investasi pembangkit dan/atau jaringan transmisi dan/atau interkoneksi dan/atau jaringan distribusi tenaga listrik.
Nantinya, penjatahan akan dilakukan pada 15 Februari 2019, sedangkan pembayaran dari investor dilakukan apda 18 Februari 2019. Sehari setelahnya akan dilakukan pendistribusian obligasi. Pencatatan di bursa ditargetkan pada 20 Februari 2019.
Indo Premier Sekuritas mencatat sejumlah pertimbangan investasi untuk instrumen ini:
Pertama, fundamental yang menarik mendorong permintaan listrik yang tinggi di Indonesia.
Permintaan listrik diperkirakan akan tumbuh kuat pada level 8,30% dalam 10 tahun kedepan yang didukung oleh pertumbuhan penduduk, pertumbuhan kesejahteraan dan meningkatnya aktivitas ekonomi di Indonesia.
Kedua, operasional yang efisien dengan perbaikan terus menerus. PLN memiliki rekam jejak operasional yang efisien dan akan terus fokus pada efisiensi operasional.
PLN akan terus mengurangi kehilangan jaringan, meningkatkan sistem pemeliharaan, meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan siklus/turnover inventory dan juga mengurangi collection period.
PLN memiliki biaya operasional per kWh pada level yang stabil yang didorong oleh meningkatnya efisiensi operasional dan campuran energi yang lebih baik.
Ketiga, posisi yang baik untuk pertumbuhan. PLN memiliki rekam jejak pertumbuhan yang terbukti baik dalam pengembangan infrastruktur maupun penjualan listrik.
Program fast track dan 35.000 MW Power Generation memberikan jalan bagi pertumbuhan PLN yang kuat.
Keempat, kuatnya dukungan pemerintah. Dengan posisi PLN yang strategis bagi Indonesia, Pemerintah berkomitmen kuat untuk pengembangan dan keberlanjutan PLN.
Kelima, statistik kredit yang kuat dan stabil. PLN telah mempertahankan tingkat leverage yang sehat dengan gearing ratio yang stabil atau membaik selama 3 Tahun terakhir.
Keenam, tim manajemen yang berpengalaman. Manajemen yang berpengalaman lebih dari 25 tahun, kemampuan yang luas dan mendalam, pemahaman yang kuat tentang pasar domestik, dan memiliki hubungan jangka panjang yang kuat dengan Pemerintah dan badan regulasi lainnya.