Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Kembali Sabet Momentum, Diprediksi Bakal ke Level 6.900

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mendapatkan kembali momentum penguatannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (23/1/2019).
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mendapatkan kembali momentum penguatannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (23/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,13% atau 8,42 poin ke level 6.476,98 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (22/1), IHSG berakhir menguat 0,27% atau 17,73 poin di posisi 6.468,56, kenaikan hari keenam beruntun. Hingga Selasa, IHSG telah menguat 4,4% bulan ini.

IHSG sempat tergelincir dari reli penguatannya ketika dibuka turun 0,24% atau 15,66 poin di posisi 6.452,91 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.450,21 – 6.483,89.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin sektor properti (+1,17%) dan aneka industri (+0,56%). Adapun sektor finansial dan infrastruktur masing-masing turun 0,52% dan 0,03%.

Sebanyak 229 saham menguat, 137 saham melemah, dan 261 saham stagnan dari 627 saham yang diperdagangkan.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) yang masing-masing naik 0,80% dan 4,19% menjadi pendorong utamanya.

Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 1,88% dan 1,94% menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya kenaikan IHSG pada akhir sesi I.

Dalam risetnya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi IHSG masih akan berusaha mempertahankan rentang konsolidasi di posisi yang wajar setelah mengalami kenaikan.

Hal ini, jelasnya, ditunjang oleh capital inflow yang terus menerus masuk ke dalam pasar modal Indonesia sehingga dapat menopang pola kenaikan IHSG baik dalam jangka pendek hingga jangka panjang.

“Peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor mengingat kondisi masih berada di awal tahun,” tambahnya.

Menurut kepala riset ekuitas Indonesia di Citigroup Ferry Wong, agenda pemilihan umum dan pilpres pada April berikut kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun ini dapat mendorong kinerja IHSG.

“[Sentimen tersebut] dapat membawa IHSG menuju level 6.900,” ujar Ferry, seperti dikutip Bloomberg.

Adapun risiko berinvestasi pada pasar ekuitas Indonesia di antaranya adalah kenaikan harga minyak, memburuknya defisit transaksi berjalan, depresiasi nilai tukar rupiah, dan perkembangan politik yang tidak menguntungkan.

Sementara itu, nilai tukar rupiah hari ini terpantau menguat 47 poin atau 0,33% ke level Rp14.173 per dolar AS pada pukul 11.20 WIB, penguatan hari kedua berturut-turut.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lainnya di kawasan Asia mayoritas melemah siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,27%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,96%), dan indeks PSEi Filipina (-1,26%).

Indeks Topix Jepang turun 0,38%,  indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun tipis 0,02% dan 0,08%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,06%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper