Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas: Faktor Eksternal Kembali Dukung Kenaikan SUN

MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) kembali berpotensi mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (21/1/2019), yang didukung oleh faktor eksternal.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) kembali berpotensi mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (21/1/2019), yang didukung oleh faktor eksternal.

Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang disebabkan membaiknya hubungan dagang China-AS akan memunculkan optimisme para pelaku pasar.

"Hal ini dapat menjadi katalis positif bagi pasar keuangan global yang kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pasar keuangan domestik," paparnya dalam riset harian, Senin (21/1).

Made menerangkan tingkat imbal hasil US Treasury untuk tenor 10 tahun yang terjaga di bawah level 3,00% akan menjadi katalis bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN), terutama yang berdenominasi dolar AS.

"Dengan harga SUN yang masih berpeluang untuk mengalami kenaikan, terutama pada tenor di atas 7 tahun, kami menyarankan kepada investor untuk mencermati beberapa SUN dan melakukan strategi trading untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga tersebut," tuturnya.

Beberapa seri SUN yang perlu dicermati adalah FR0069, FR0053, FR0070, FR0073, FR0057, dan FR0063.

Pada perdagangan Jumat (18/1), imbal hasil bergerak bervariasi di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Imbal hasil SUN tenor pendek dan menengah, yakni di bawah 7 tahun, turun 4 bps yang didorong oleh kenaikan harga hingga 13 bps.

Untuk tenor di atas 7 tahun, perubahannya cenderung beragam. SUN seri acuan mengalami perubahan yield sebesar 1,5 bps, didorong perubahan harga yang mencapai 14 bps.

Hal ini turut dipengaruhi oleh optimisme pasar terhadap negosiasi dagang antara AS dan China. Washington menyatakan bahwa mereka akan melonggarkan tarif barang impor dari China.

Isu seputar tarif menjadi sentimen positif bagi pasar, di mana akan memunculkan harapan terhadap prospek ekonomi yang lebih baik di China dan AS serta di pasar global, termasuk Indonesia.

Seiring dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang menunjukkan kenaikan, yield SUN berdenominasi dolar AS menunjukkan perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan pada hampir keseluruhan seri SUN.

Imbal hasil INDO24 dan INDO29 masing-masing turun 3,5 bps ke level 4,014%. Imbal hasil INDO44 ditutup turun 0,42 bps ke level 5,080%, didorong kenaikan harga sebesar 6,9 bps.

Sementara itu, INDO49 mengalami kenaikan yield sebesar 1,25 bps setelah harga turun 20 bps.

Volume perdagangan SUN yang dilaporkan pada perdagangan Jumat (18/1) senilai Rp10,38 triliun dari 36 seri yang diperdagangkan.

Volume perdagangan terbesar tercatat pada seri FR0068 dengan nilai Rp1,815 triliun dari 68 kali transaksi. Diikuti seri FR0069 dengan volume perdagangan Rp1,055 triliun dari 4 kali transaksi.

Untuk perdagangan Sukuk Negara, Sukuk Negara Ritel dengan seri SR008 menduduki volume perdagangan tertinggi dengan volume Rp141,32 miliar dari 12 kali transaksi. Diikuti seri SR009 yang volumenya mencapai Rp107,90 miliar dari 21 kali transaksi.

Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp697,95 miliar dari 29 seri yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap III Tahun 2018 Seri A (BEXI04ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yakni Rp250 miliar dari 6 kali transaksi. Diikuti Obligasi V Bank Sulut Tahun 2014 (BSLT05) senilai Rp80 miliar dari 4 kali transaksi.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah ditutup menguat terbatas di level Rp14.177,5 per dolar AS setelah naik 14 pts atau 0,1%.

Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ditutup menguat terbatas sebesar 4 bps ke level 2,788%, sedangkan yield US Treasury tenor 30 tahun naik 2 bps ke level 3,10%. Hal ini seiring menguatnya pasar saham AS, di mana indeks saham utamanya menguat 103 bps ke level 7157,23 (NASDAQ) dan indeks DJIA menguat 138 bps ke level 24706,35.

Adapun yield obligasi Inggris bertenor 10 tahun menguat ke level 1,356% dan surat utang Jerman tenor 10 tahun mengalami penurunan ke level 0,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper