Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Debat Perdana Pilpres 2019, Pasar Saham tak Terpengaruh

Preferensi pelaku pasar saham selama kontestasi Pilpres 2019 terbagi dalam dua kubu yang sama kuat. Hal ini berbeda dengan persepsi pasar pada Pilpres lima tahun lalu.
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Preferensi pelaku pasar saham selama kontestasi Pilpres 2019 terbagi dalam dua kubu yang sama kuat. Hal ini berbeda dengan persepsi pasar pada Pilpres lima tahun lalu.
 
Tim Riset CSA Research Institute menilai kedua pasangan calon dalam Pilpres 2019 mempunyai persepsi seimbang di mata pelaku pasar. Pelaku pasar memandang keduanya mempunyai keunggulan dan kelemahan.
 
Gejala itu sangat berbeda dengan suasana menjelang Pilpres 2014. Menurut Tim Riset CSA Research Institute, kala itu pasar sangat condong kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
 
“Terlihat jelas persepsi pasar secara umum kepada Jokowi karena selama debat dan kampanye berlangsung, apapun yang dilontarkan Jokowi dengan tepat, pasar bergerak naik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu positif,” ungkap Tim Riset CSA Research Institute kepada Bisnis.com, Kamis (17/1/2019).
 
Di sisi lain, saat ini, persepsi pasar terbelah. Kemungkinan, para investor melihat program apa saja yang ditawarkan rival petahana.
 
“Jokowi telah melakukan program pembangunan yang telah dicanangkan, ada banyak hal positif, begitupun masih ada kekurangan. Justru kekurangan inilah yang dilihat investor bisa diusulkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno,” ungkap Tim Riset CSA Research Institute.
 
Di sisi lain, dengan persepsi yang terbagi hampir sebanding itu, pergerakan pasar malah lebih dipengaruhi faktor konvensional, seperti kebijakan bunga The Fed, isu perang dagang AS versus China, dan pergerakan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, sentimen Pilpres 2019 dinilai tidak terlalu besar pengaruhnya. 
 
Hal senada diungkapkan Head of Research PT Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe. Menurutnya, pasar akan bergerak ke level Rp6.500 hingga akhir bulan ini.
 
“Faktor terbesar yang akan mengerek adalah rilis laporan keuangan emiten, sentimen politik minim imbasnya,” jelas Kiswoyo.
 
Dia memperkirakan IHSG bisa finis di level Rp7.000 sampai akhir tahun. Adapun gejolak yang akan menyertai yaitu dinamika perekonomian nasional, perekonomian global khususnya China, dan arah kebijakan AS.

Pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG melanjutkan penguatan. Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka menguat 0,13% atau 8,05 poin ke level 6.421,41, dan terpantau masih menguat 0,49% atau 31,5 poin ke level 6.444,86 pada akhir perdagangan sesi I.  

Adapun pada akhir perdagangan Rabu (16/1), IHSG ditutup naik 0,07% atau 4,58 poin ke level 6.413,36.

Sementara itu, rupiah di pasar spot ditutup melemah 32 poin atau 0,23% ke level Rp14.610 per dolar AS pada Kamis (17/1) pukul 11.47 WIB. Pelemahan sudah terjadi sejak awal perdagangan, di mana nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 6 poin atau 0,04% dari perdagangan sebelumnya, di level Rp14.134 per dolar AS.

Debat Pilpres 2019 diagendakan digelar selama lima kali. Debat perdana akan berlangsung pada Kamis (17/1) pukul 19.00 WIB dengan tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper