Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Bersabar, Dolar AS Kecewa

Tumbuhnya keyakinan investor bahwa Federal Reserve AS akan menghentikan siklus pengetatan suku bunganya tahun ini kembali menekan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan siang ini, Jumat (11/1/2019).
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Tumbuhnya keyakinan investor bahwa Federal Reserve AS akan menghentikan siklus pengetatan suku bunganya tahun ini kembali menekan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan siang ini, Jumat (11/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia melemah 0,21% atau 0,198 poin ke level 95,341 pada pukul 11.44 WIB.

Indeks dolar kembali bergerak di zona merah dengan dibuka turun 0,100 poin atau 0,10% di level 95,439 pagi ini, setelah pada perdagangan Kamis (10/1) mampu rebound dan berakhir menguat 0,34% atau 0,320 poin di posisi 95,539.

Dilansir Reuters, Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis (10/1) menegaskan kembali pandangan bahwa bank sentral AS tersebut memiliki kemampuan untuk bersabar dalam kebijakan moneter mengingat inflasi tetap stabil.

Powell juga menurunkan prediksi pejabat The Fed Desember lalu yang menunjukkan bahwa suku bunga akan dinaikkan sebanyak dua kali tahun ini.

"Tidak ada jalur yang ditetapkan sebelumnya untuk suku bunga, terutama saat ini. Jika pertumbuhan global melambat, Saya dapat meyakinkan Anda ... kami dapat secara fleksibel dan cepat mengalihkan kebijakan, dan kami dapat melakukannya secara signifikan jika itu sesuai,” ungkap Powell.

Pasar kini berspekulasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Senada dengan Powell, Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida juga menyampaikan pandangan yang bernada dovish. Ia menggarisbawahi kesediaan bank sentral AS ini untuk tetap bersabar terkait kenaikan suku bunga.

"Pasar hampir memperhitungkan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut. Untuk dolar AS yang lebih lemah, pasar kini harus mengharapkan penurunan suku bunga. Saya rasa itu tidak terjadi,” kata Sim Moh Siong, pakar strategi mata uang di Bank of Singapore.

Sentimen pasar masih sedikit berhati-hati dalam perdagangan di Asia karena kurangnya detail konkret dari Amerika Serikat dan China tentang setiap progres dalam konflik perdagangan mereka setelah pertemuan yang berlangsung selama tiga hari pekan ini di Beijing usai.

Kedua belah pihak telah melalui lebih dari separuh periode gencatan senjata 90 hari yang disepakati oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Kendati demikian, pelaku pasar masih tetap optimis bahwa kesepakatan perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia ini pada akhirnya akan terwujud.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Kamis malam (10/1) bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He "kemungkinan besar" akan mengunjungi Washington pada akhir Januari untuk mengadakan pembicaraan perdagangan.

Posisi indeks dolar AS                                             

11/1/2019

(Pk. 11.44 WIB)

95,341

(-0,21%)

10/1/2019

95,539

(+0,34%)

9/1/2019

 

95,219

(-0,71%)

8/1/2019

 

95,903

(+0,25%)

7/1/2019

 

95,666        

(-0,53%)

Sumber: Bloomberg

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper