Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diterpa Kampanye Hitam, Harga CPO Tetap Berpeluang

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan harga CPO akan kembali rebound berada pada kisaran 2.200 ringgit per ton pada pekan depan.
Perkebunan kelapa sawit/Istimewa
Perkebunan kelapa sawit/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan harga CPO akan kembali rebound berada pada kisaran 2.200 ringgit per ton pada pekan depan.

Walaupun demikian, Ibrahim menilai pasar CPO pada 2019 masih akan tertahan akibat kampanye hitam CPO di Uni Eropa sehingga membuat pasar global resah.

“Tekanan dari eropa terutama kampanye hitam belum hilang apalagi setelah Brexit, Inggris keluar dari zona eropa, kemungkinan besar kampanye hitam berlanjut,” papar Ibrahim

Seperti diketahui pasar CPO pada 2018 sempat menurun akibat isu yang bergulir di Uni Eropa bahwa Indonesia dan Malaysia telah menyalahi aturan kawasan produksi di Sumatera dan Kalimantan secara illegal mengingat kedua pulau tersebut dicap sebagai paru-paru dunia.

Oleh karena itu, banyak negara di Uni Eropa yang beralih dari CPO ke komoditas alternatif lainnya seperti minyak babi dari Meksiko, minyak kedelai dari Amerika Serikat, minyak bunga-bungaan dari Eropa.

Ibrahim mengatakan jika CPO Indonesia masuk ke pasar Uni Eropa maka akan mematikan pasar minyak alternatif Uni Eropa. Ibrahim menyebut isu wilayah produksi yang ilegal itulah yang dijadikan sebagai kampanye hitam Eropa.

Meski demikian, harga minyak kelapa sawit melemah seiring dengan cadangan stok minyak kelapa sawit Malaysia pada Desember 2018 yang meningkat melampaui ekspektasi pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (10/1), harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) menurun 0,82% atau 18 poin menjadi 2.164 ringgit per ton.

Analis Komoditas CIMB Kuala Lumpur Chandran Sinnasamy mengatakan, persediaan minyak kelapa sawit Malaysia melampaui jumlah yang diperkirakan pasar sehingga akan memulai kembali tren bearish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper