Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Pengendalian Pasokan Dorong Minyak Mentah Kembali Bullish

Minyak mentah West Texas Intermediate terpantau berada pada level US$52,14 pada awal perdagangan Kamis (10/1/2019), setelah ditutup menguat 5,2% atau 2,58 poin ke level US$52,36 per barel pada perdagangan Rabu.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah kembali ke wilayah pasar bullish, karena investor kembali ke pasar menyusul rencana OPEC untuk kembali mengendalikan pasokan minyak.

Minyak mentah West Texas Intermediate terpantau berada pada level US$52,14 pada awal perdagangan Kamis (10/1/2019), setelah ditutup menguat 5,2% atau 2,58 poin ke level US$52,36 per barel pada perdagangan Rabu.

Sementara itu, minyak patokan global Brent untuk kontrak Maret ditutup melonjak 4,6% ke level US$61,44 per barel pada perdagangan Rabu dan diperdagangkan lebih tinggi US$8,75 dibanding WTI untuk bulan yang sama.

Minyak mentah merosot pada akhir tahun 2018k namun berbalik arah di tengah pada tanda-tanda bahwa Arab Saudi, Rusia dan eksportir utama lainnya akan menindaklanjuti janji bulan lalu untuk memangkas produksi, diungkap Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih.

Kemajuan dalam mengakhiri perang perdagangan AS-China telah mengubah prospek ekonomi menjadi lebih cerah, sehingga menambah momentum terhadap harga minyak.

"Sentimen berubah dari sangat negatif beberapa minggu lalu menjadi sangat positif sekarang," kata Matt Sallee, manajer portofolio di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

"Semua orang hanya fokus pada Saudi dan mereka tampaknya cukup bertekad," lanjutnya.

Optimisme yang berkembang membuat para pedagang dapat mengabaikan laporan lonjakan cadangan bensin dan bahal bakar diesel AS yang curam.

OPEC dan para mitranya bulan lalu bertekad untuk membatasi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari, melawan peningkatan produksi AS.

Di Riyadh pada hari Rabu, Al-Falih mengatakan bahwa masih terlihat "lebih dari cukup" untuk menstabilkan harga, meskipun ia tidak mengesampingkan tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

"Negara-negara yang bertanggung jawab seperti Saudi dan negara-negara yang berpikiran sama akan terus menjaga pasar," kata Al-Falih.

Menambah dukungan untuk minyak, nilai dolar AS jatuh setelah seorang pejabat Federal Reserve mengatakan bank sentral tidak terpaku ke arah kebijakan suku bunga tertentu. Penurunan dolar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dengan dengan dolar AS lebih terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper