Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Catat Reli Terpanjang, Harga Batu Bara Masih Lesu

Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Selasa (8/1/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Selasa (8/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Februari 2019 berakhir di level US$97,40 per metrik ton dengan pelemahan 1,47% atau 1,45 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (7/1/2019), harga batu bara kontrak Februari juga berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,40% atau 0,40 poin di US$98,85 per metrik ton, penurunan hari kelima berturut-turut.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara Newcastle, harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Maret 2019 mampu rebound dan ditutup menanjak 1,12% atau 0,90 poin di posisi 81,40, setelah tertekan selama empat hari berturut-turut sebelumnya.

Di Zhengzhou Commodity Exchange, harga batu bara thermal untuk pengiriman Mei 2019 tergelincir dari penguatannya dan berakhir turun 0,14% atau 0,8 poin di level 565,8 yuan per metrik ton pada perdagangan Selasa.

“Ketika harga spot harian di pelabuhan terus rebound, masih tetap harus dilihat jika pemulihan dapat dipertahankan,” jelas China Coal Resource dalam risetnya.

Di sisi lain, harga minyak mentah ditutup di level tertinggi tiga pekan pada perdagangan Selasa (8/1) di tengah progres perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China serta meningkatnya kepercayaan bahwa OPEC akan menurunkan produksinya.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari 2019 ditutup menguat 2,6% atau 1,26 poin di level US$49,78 per barel di New York Mercantile Exchange, level penutupan tertinggi sejak 17 Desember.

Adapun minyak Brent untuk kontrak Maret 2019 berakhir menguat 2,4% di level US$ 58,72 di ICE Futures Europe Exchange di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$8,61 per barel dibandingkan WTI untuk bulan yang sama.

Dalam akun Twitter-nya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pembicaraan dengan China “berjalan sangat baik,” ketika delegasi kedua negara memperpanjang pertemuan mereka hingga Rabu di Beijing.

Sementara itu, laporan terpisah pemerintah yang dijadwalkan rilis pada hari Rabu diperkirakan menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 2,7 juta barel pekan lalu, menurut estimasi median dalam survei analis oleh Bloomberg.

"Pasar jelas rebound dari wilayah oversold tajam," kata Michael Tran, analis komoditas di RBC Capital Markets LLC, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak belum mengalami kenaikan harian sepanjang saat ini sejak musim panas 2017. Minyak mentah telah naik hampir 12% dalam tujuh sesi terakhir. Reli ini dipicu oleh cerahnya prospek ekonomi serta meningkatnya kepercayaan bahwa OPEC, Rusia dan sekutu lainnya akan membatasi produksi dalam jumlah yang cukup demi menghindari kelebihan pasokan.

Pergerakan harga batu bara kontrak Februari 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

8 Januari

97,40

(-1,47%)

7 Januari   

98,85

(-0,40%)

4 Januari

99,25

(-0,05%)

3 Januari

99,30

(-1,29%)

2 Januari

100,60

(-0,79%)

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper